Ragam

Parasit Mirip Sushi Jadi Bintang Aquarium Jepang, Ini Penjelasannya

(Foto: Twitter, @aquamarinestaff)

Surabaya (beritajatim.com) – Makhluk laut berwarna oranye ini sekilas terlihat mirip sepotong sushi salmon. Hewan yang diyakini parasit ini memiliki panjang sekitar satu inci. Selain unik, keberadaanya sempat menghebohkan penduduk Jepang sampai dimasukkan ke dalam Aqurium terbesar di sana.

Melansir Next Shark, Sabtu (9/10/2021) Aquamarine Fukushima, yang terletak di pantai timur Jepang, mengidentifikasi makhluk berbentuk sushi tersebut sebagai isopoda. Lebih lanjutnya masuk jenis ordo invertebrata laut atau hewan tanpa tulang belakang yang termasuk dalam kelompok hewan krustasea, namun lebih besar.

Walaupun demikian, tidak ada cukup penelitian mengenai makhluk laut tersebut. Melansir dari Vice World News dapat disimpulkan bahwa jenis isopoda ini, masuk genus Rocinela yang masih erat hubunganya dengan keluarga krustasea yakni kepiting, udang, lobster.

Makhluk berbentuk sushi, dengan tanda garis oranye-putih dan perut berwarna putih ini, adalah parasit yang menghuni organ dalam makhluk lain dan biasanya berwarna coklat. “Karena mereka parasit, kami pikir mungkin warna ikan yang dimakannya ditransfer,” kata Mai Hibino, seorang penjaga akuarium. Hibino juga mangatakan bahwa setidaknya ada 40 lebih spesies dari genus ini.

Melansir Live Science, isopod ini ditemukan di dekat kota pesisir Rausu, di pulau paling utara Jepang, Hokkaido, pada kedalaman 800 hingga 1.200 meter atau sekitar 2.600 hingga 4.000 kaki. Menurut laporan Aquamarine Fukushima, jenis isopoda ini telah menarik lebih banyak pengunjung ke akuarium setelah gambarnya diposting di Twitter pada bulan Juli.

Hibino mengatakan makhluk menyerupai susi tersebut sebenarnya telah dipamerkan pada akhir Juli tetapi, karena peningkatan kasus COVID-19 di Jepang, akuarium terpaksa ditutup untuk sementara waktu. Hibino mengaku para pengunjung dan staf khawatir tentang umur makhluk ini.

Namun, kecemasannya sirna takkala isopada tersebut masih hidup dan menyambut kembali para pengunjung untuk pertama kalinya dalam dua bulan Jumat lalu. “Kami tidak tahu berapa lama kami bisa memajang hewan itu, atau apakah itu akan hidup. Tapi itu bertahan – itu tetap hidup bagi kami,” kata Hibino. [rsf/tur]

Apa Reaksi Anda?

Komentar