Surabaya (beritajatim.com) – Salah satu jebolan Indonesian Idol yang memiliki banyak prestasi dan penggemar adalah Marion Jola. Meskipun belum berhasil mendapat posisi pertama pada ajang Indonesian Idol, lagu-lagunya yang selalu asyik untuk didengar membuat banyak orang kagum padanya. Ditambah lagi dengan parasnya yang manis, khas Indonesia.
Walaupun begitu, perempuan asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini ternyata menganggap dirinya tidak sempurna, bahkan memiliki kekurangan besar. Marion menyadari bahwa ia mengidap sindrom yang membuatnya selalu ingin menjadi nomor satu, atau Meminta Perhatian Orang (MPO). Perlu diketahui, bahwa sindrom MPO ini adalah sebutan yang diciptakan oleh Marion untuk dirinya, bukan nama asli dari sindrom tersebut.
Perempuan yang akrab disapa Lala itu mengaku bahwa ia adalah orang yang haus akan pujian. Selama ini ia selalu mendapat banyak pujian berkat karya atau apa saja yang dilakukan, dan ketika ia tidak mendapatkan itu, ia merasa sebagai orang yang gagal. Hal ini ia akui secara langsung saat diwawancarai oleh Daniel Mananta melalui kanal YouTube Daniel Mananta Naetwork.
Sifat MPO-nya ini sudah terjadi sejak dahulu. Ia selalu merasa gusar, gelisah, menyalahkan dirinya, hingga menangis jika tidak mendapat perhatian dari orang. Selalu ingin menjadi pusat perhatian rupanya menjadi alasan ia sempat mengalami perundungan. Ia dibully oleh teman-temannya saat bersekolah di Kupang, dan saat kelas 3 SD dan ia pindah ke Sumba, ternyata ia masih juga dibully.
Penyanyi berusia 21 tahun tersebut menyadari apa yang membuatnya memiliki sifat MPO. Hal ini lantaran ibunya yang selalu memujinya.
“Sepertinya karena mamaku, sebenarnya ini kata-kata yang baik yang selalu mama taruh. ‘kamu paling cantik, paling pintar’.” Itulah yang membuat Marion menanamkan kata-kata tersebut dalam kepalanya dan terbawa sampai sekarang.
Marion kembali menjelaskan bahwa sifat MPO yang dia rasakan ini bukan karena ia merasa insecure, namun karena ia ingin orang mengakui dan melihat dirinya. Ia mengatasi masalah ini dengan banyak bersyukur, menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, sehingga ia tidak perlu memikirkan pengakuan orang. Meskipun sindrom ini mengganggu, namun hal positif yang bisa dia ambil adalah ia selalu bangga pada dirinya sendiri, tidak merasa insecure, dan merasa dirinya bisa melakukan apa saja. [mnd/esd]
Komentar