Surabaya (beritajatim.com) – Beberapa gejala stres atau depresi sudah umum diketahui, seperti: lemah-lesu, kehilangan minat pada hal-hal yang pernah dianggap menyenangkan, keputusasaan, dan ekspresi kesedihan yang mendalam.
Selain gejala stres yang umum, ada juga tanda-tanda peringatan stres lainnya yang mungkin tidak kita sadari, seperti: tumpukan piring kotor di wastafel, segunung baju yang belum dilipat, cucian yang dibiarkan selama dua hari di kamar mandi, atau debu dan sampah-sampah kecil yang belum sempat dibereskan.
Merasa familiar? Ya, sebenarnya itu adalah momen-momen yang biasa terjadi apabila kita malas membersihkan rumah. Jika kamu termasuk orang yang malas membersihkan rumah, maka tidak ada salahnya untuk mulai khawatir. Agar mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara kesehatan mental dan kebersihan rumah, simak pembahasan berikut ini.
Hubungan antara kesehatan mental dengan rumah yang berantakan
Orang yang memiliki gangguan kesehatan mental seringkali tidak dapat mengatur atau mengorganisir lingkungan tempat tinggalnya. Melansir buku DSM-5, salah satu kriteria untuk diagnosis depresi termasuk motivasi dan minat yang berkurang dalam aktivitas, gerakan fisik yang melambat, kehilangan energi, dan keragu-raguan.
Beberapa hasil studi ilmiah menemukan korelasi antara kesehatan mental dan kekacauan dalam pengaturan. Misalnya, studi tahun 2016 dari University of New Mexico yang menemukan bahwa kekacauan yang dihadapi secara langsung mengganggu kemampuan otak untuk merasakan kesenangan di suatu ruangan.
Menarikya ada beberapa kasus penderita depresi tetapi masih menginginkan rumah yang bersih dan teratur. Natalie Christine Dattilo, PhD, seorang psikolog kesehatan klinis dan instruktur psikiatri di Harvard Medical School, menyebut fenomena ini sebagai dilema ayam atau telur.
“Studi terbaru menunjukkan bahwa kekacauan di rumah kita dikaitkan dengan tingkat kortisol yang lebih tinggi (hormon stres), tetapi masih belum jelas mana yang lebih dulu,” katanya. “Apakah ketika kita sedang stres, kemampuan kita untuk menjaga rumah yang tertata dengan baik menjadi terganggu? Atau ketika rumah kita berantakan, apakah itu membuat kita merasa lebih stres, kewalahan, dan cemas?”
Faktanya hal itu bisa terjadi secara bersamaan, yakni stres tinggi yang membuat kita malas mengatur rumah, tetapi kekacauan itu sendiri juga dapat menyebabkan stres.
Shira Gill, seorang pakar pengorganisasian dan penulis Minimalista, berpendapat bahwa kekacauan seperti rumah yang berantakan dapat memberikan beban emosional dalam pikiran kita. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi bagian lain dalam kehidupan kita.
Lebih jauh kekacauan ini juga dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan, bila ditambah dari faktor lain seperti ekonomi. Kekacauan juga dapat mengalihkan perhatian kita dari fokus pada prioritas lain.
Manfaat Positif dari Rumah yang Bersih dan Teratur
Para ahli sepakat bahwa ruang yang rapi dan teratur dapat meningkatkan kesehatan mental. Gill mengatakan bahwa rumah yang diatur dengan baik dapat memberikan “manfaat kesehatan mental,” yang dapat mencakup rasa kejelasan akan kontrol, peningkatan kualitas hidup, peningkatan rasa percaya diri, peningkatan produktivitas, dan lebih banyak lagi.
Tetapi baik ketika mental kita stabil ataukah tidak, mengatur dan membersihkan rumah membutuhkan waktu dan komitmen. Membersihkan rumah memang terasa seperti upaya yang luar biasa, tetapi ketahuilah bahwa meskipun menaruh piring kotor ke wastafel saja itu sudah memberikan efek baik bagi mental kita.
Lalu bagaimana cara menjadi lebih terorganisir dalam membersihkan rumah, terutama jika kita juga menghadapi masalah mental?
1. Mulailah dari yang kecil
Buatlah tujuan membersihkan rumah sekecil dan sebisa mungkin. Ada dua cara sederhana untuk melakukan ini. Pertama, bagi pekerjaan pembersihan menjadi beberapa bagian dengan mengurangi ukuran atau cakupannya. Dattilo merekomendasikan untuk memulai dengan laci, rak buku, atau dapur.
Kedua, tetapkan batas waktu dan hentikan kegiatan membersihkan rumah begitu selesai. Cobalah trik membersihkan selama 15 menit. Ketika sudah berhasil membersihkan satu rak, seperti mengelap atau atau menata barabg, kita akan merasa sebagai seseorang yang mampu mengatur. Sehingga kita mendapatkan energi dan momentum untuk terus mengerjakannya secara berkala.
2. Membuat sistem yang sederhana.
Saat kita depresi, kelelahan, atau cemas, mungkin sulit untuk berpikir jernih. Itulah mengapa penting untuk memiliki beberapa cara yang sederhana agar mudah mengatur dan membersihkan rumah.
Misalnya membuat tempat khusus untuk menggantungkan kunci kendaraan, menaruh hp di tempat yang khusus saat pengisian daya, dll. Kemudian ingat aktivitas ini agar terbiasa.
3. Niatkan berubah untuk diri sendiri
Saat kita mendeklarasikan untuk kesehatan mental, maka niatkan diri demi satu tujuan. Penting untuk bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang dapat membantu untuk fokus.
4. Luangkan waktu untuk mengapresiasikan diri
Ketika kita telah berusaha menyelesaikan target kebersihan rumah, maka hal yang paling penting adalah luangkan waktu untuk mengapresiasi diri sendiri. Karena waktu yang kita habiskan untuk membersihkan rumah itu sepadan dengan waktu yang kita gunakan untuk menikmati hidup. (Kai/ian)
Komentar