Ragam

Macan Tutul Salju, Kucing Langka Asal Asia Tengah

(Foto: Frida Bredesen, unsplash)

Surabaya (beritajatim.com) – Jika Indonesia punya macan tutul jawa, maka wilayah Asia Tengah juga memiliki ragam hayati yang serupa. Keduanya, sama-sama terncam punah. Panthera Uncia, umumnya dikenal sebagai macan tutul salju. Kucing besar ini dikenal sukar dipahami dan sangat cocok untuk bertahan hidup di habitat yang ekstrim dan ketinggian.

Kucing ini jarang ditemukan dan berasal dari pegunungan di Asia Tengah dan Selatan. Jumlah total mereka diperkirakan antara 4.000 dan 7.000, dan sebagai akibatnya, mereka diklasifikasikan sebagai rentan, sejak 2017.

Karena ancaman perburuan dan perusakan habitat mereka yang terus-menerus, total populasi mereka diproyeksikan menurun sekitar 10% pada tahun 2040. Untungnya, ada beberapa organisasi yang mencoba melestarikan dan memastikan kucing tidak punah.

Macan tutul salju dulunya termasuk kategori Uncia Uncia. Klasifikasi tersebut kemudian dimodifikasi dan diterima oleh Daftar Merah IUCN pada tahun 2008, sehingga menjadikan kucing bagian dari genus Panthera. Kucing lain dalam genus ini termasuk macan tutul, singa, jaguar, dan harimau. Struktur anatomi mereka memungkinkan mereka mengaum, meskipun macan tutul salju tidak mengaum. Macan tutul salju memiliki mantel putih-abu-abu yang terlihat dengan mawar hitam besar.

Macan tutul salju dapat tumbuh antara dua dan lima kaki panjangnya. Mereka memiliki tubuh yang kuat yang membuat mereka mampu mendaki lereng curam yang tinggi dengan mudah. Mereka juga memiliki kaki belakang yang kuat, membuat mereka mampu melompat enam kali panjang tubuhnya.

Macan tutul salju juga memiliki ekor panjang yang memberi kucing keseimbangan dan kelincahan yang luar biasa. Selain itu, ekornya membungkus kucing yang sedang beristirahat sebagai perlindungan dari hawa dingin. Ekornya rata-rata 36 inci dan hewan itu bisa memiliki berat antara 60 dan 120 pon.

Di mana Macan Tutul Salju Tinggal?

Macan tutul salju, seperti yang telah disebutkan, telah berevolusi untuk bertahan hidup dalam kondisi paling keras atau ekstrem di bumi. Mereka sangat cocok untuk menahan daerah pegunungan berbatu di Asia Tengah dan Selatan. Mereka umumnya ada di setidaknya dua belas negara, termasuk Cina, India, Mongolia, Pakistan, Bhutan, Rusia, Nepal, dan Afghanistan. (rad/tur)

Apa Reaksi Anda?

Komentar