Surabaya (beritajatim.com) – Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan penyebutan orang baperan atau mudah terbawa perasaan karena terlalu sensitif. Dalam dunia psikologi hal ini kerap disebut sebagai Highly Sensitive Person (HSP).
Dalam sebuah penelitian, setidaknya ada 15-20 orang yang berkepribadian HSP. Kondisi ini tentu saja memiliki dampak negatif. Seperti halnya, kesulitan mengatur jadwal, cenderung lebih mementingkan perasaan orang lain, hingga selalu diselimuti kecemasan.
Adapun karakteristik orang dengan tingkat sensitivitas tinggi, di antaranya;
Suka mencari makna dan tujuan tertentu
Karena pribadinya yang terlalu sensitif, sehingga ia kerap larut pada pemikirannya sendiri. Terlebih banyak hal yang membuatnya bertanya-tanya, termasuk mengenai makna atau tujuan suatu hal. Tak ayal, jika ia pun menjadi sangat berhati-hati ketika mengambil keputusan.
Mudah tersentuh
Tentu saja hal yang tak pernah terlewatkan ialah perasaan mudah tersentuh, mulai dari keindahan alam, kesempurnaan karya, hingga hal-hal yang mengharukan. Hal ini tak lepas dari rasa empatinya yang tinggi.
Mudah lelah
Orang yang memiliki rasa sensitifitas yang tinggi kerap kali mudah lelah. Terlebih setelah ia berhadapan dengan banyak orang dalam suatu momen. Karakteristik ini memang linier dengan orang-orang introvert. Itu karena memang HSP banyak dialami oleh para introvert.
Butuh waktu menyendiri
Terlepas seseorang itu introvert atau ekstrovert, jika HSP memang cenderung butuh waktu untuk menyendiri. Apalagi usai disibukkan dengan beragam aktivitas yang mungkin tak hanya menguras tenaga, melainkan juga emosi. Mereka tentu butuh waktu menyendiri untuk menenangkan pikiran, merenungkan suatu hal, atau sekadar beristirahat.
Sebenarnya ada cara mudah untuk menghadapi kondisi seperti ini. Mulai dari mengelola emosi. Hal ini bisa dilakukan dengan menuliskannya pada buku harian atau sejenisnya. Bisa juga dengan lakukan self-care atau pemberian waktu dan ruang untuk tidak memikirkan sesuatu yang membebani hati serta pikiran.
Cara lain yang bisa dilakukan ialah dengan menciptakan batasan untuk diri sendiri. Terlebih ketika diri memang merasa tidak baik-baik saja. Ada baiknya untuk tidak memaksakan suatu hal. (fyi/ian)
Komentar