Ragam

Fakta Menarik Prof. Adi Utarini, Salah Satu Orang Berpengaruh Versi TIME

(Foto: Instagram @adiutarinimusik)

Surabaya (beritajatim.com) – Indonesia tak pernah surut dari orang-orang berpengaruh dan memiliki peran bahkan di tingkat dunia. Terbaru, Profesor Adi Utarini menjadi salah satunya. Beberapa waktu yang lalu, ia masuk dalam daftar 100 orang berpengaruh versi Majalah TIME. Berikut profil serta fakta menarik Prof. Adi Utarini :

Menurunkan kasus demam berdarah

Profesor dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogtakarta ini berhasil menurunkan kasus nyamuk demam berdarah (DBD) di beberapa kota besar di Indonesia. Melansir dari salah satu sumber, Jumat (17/9/2021) keberhasilan tersebut menjadikan dirinya masuk dalan deretan 10 ilmuan paling berpengaruh di dunia versi jurnal ilmiah, Nature.

Melansir dari majalah TIME, keberanian Adi Utarini tersebut bermula dari usahanya meyakinkan masyarakat sekitar mereka untuk membiarkan dia melepaskan sekawanan nyamuk di sekitar lingkungan mereka. Usahanya berbuah manis, ia dan anggota timnya membawa trobosan baru yang dapat dirasakan jutaan orang di seluruh dunia dalam memerangi demam berdarah.

Banyak mendapat apresiasi

Selain namanya diakui dibeberapa majalah dunia, banyak orang terkemuka yang ikut mengapresiasi kerja keras Prof. Adi Utarini. Mulai dari rekan sesama peneliti dari sejumlah Negara, bahkan Direktur Program Nyamuk Dunia di Ho Chi Minh di Vietnam, Scoot O’Neill. Direktur Program tersebut memuji dirinya yang cenderung pendiam namun persuasif sebagai sosok perekat dan penyatu. O’Neill juga turut bergabung dalam penelitian yang dijalankan Prof. Adi Utarini.

Pecinta olahraga dan musik

Wanita yang akrab disapa Prof. Uut ini ternyata pecinta musik dan gemar berolahraga, yakni bersepeda. Hal ini terlihat dari beberapa postingan Instagramnya. Ia kerap mengunggah foto bermain piano atau bersepeda bersama rekan dan juga tetangganya. Hobi tersebut juga ternya merupakan usahanya untuk menghibur diri tak kala ia ditinggalkan suaminya yang seorang farmakolog, meninggal karena Covid-19. “Setiap kali saya memiliki masalah yang belum terpecahkan, saya mencoba untuk mendapatkan ide melalui itu,” katanya seperti dilansir dari salah satu sumber. (rsf/tur)



Apa Reaksi Anda?

Komentar