Surabaya (beritajatim.com) – Membaca adalah kegiatan yang bermanfaat. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, membaca juga bisa menjaga otak kita tetap tajam. Namun, tak semua orang suka membaca. Bagi sebagian orang, membaca adalah kegitaan rekreasi. Bagi sebagian yang lain, membaca adalah kebutuhan.
Saat ini, membaca dikembangkan lebih lanjut sebagai terapi kesehatan mental atau bibliografi. Kesehatan mental memang sedang menjadi isu yang banyak dibicarakan. Utamanya sejak keberadaan pandemi Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan begitu banyak tekanan dan kekhawatiran. Tekanan itu pun berdampak pada kesehatan jiwa kita.
Berdasarkan fakta yang diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan disebut jika permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia cukup tinggi kemudian terjadi peningkatan akibat pandemi. Data yang diperoleh sepanjang tahun 2020 silam dijelaskan jika sebanyak 18.373 jiwa mengalami gangguan kecemasan. Kemudian ada sekitar 1.193 jiwa melakukan percobaan bunuh diri, dan lebih dari 23.000 mengalami depresi.
Dari banyaknya data berupa angka tersebut, masalah kesehatan jiwa menjadi suatu hal serius yang perlu diperhatikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk merawat dan tetap menjaga kesehatan yaitu dengan membaca buku.
Dilansir dari penelitian University of Sussex, bahwa membaca dapat menurunkan stress hingga 68% dibandingkan melakukan kegiatan lain. Karena saat membaca pikiran seseorang akan teralihkan dari masalah atau kepenatan dan hanya akan terfokus pada bacaan.
Membaca buku sebagai terapi kesehatan mental sering disebut sebagai bibliotherapy. Bibliotherapy merupakan terapi psikologis yang dilakukan dengan cara unik dan sederhana, yaitu berupa membaca buku. Terapi ini melibatkan tiga unsur, pertama klien dan therapist akan bekerja sama untuk mengetahui terlebih dahulu masalah yang sedang dihadapi oleh klien.
Lalu langkah kedua, penerapis akan memberikan resep buku apa yang perlu dibaca sebagai obat untuk sang klien. Ketiga, terapis akan memberi rekomendasi buku yang dengan masalah psikologis yang sedang dirasakan.
Secara sederhananya, Bibliotherapy juga bisa dilakukan secara mandiri. Bagi Anda yang hendak mencoba bisa melakukan beberapa hal ini. Pertama, mencoba untuk memahami dirimu sendiri. Kedua, mencari tahu masalah apa yang sedang dihadapi.
Ketiga, jangan ragu untuk jujur terhadap perasaan atau kondisi emosional Anda sendiri. Keempat, Mencari referensi buku bacaan yang sesuai dengan perasaan Anda atau yang sekiranya bisa memberikan ketenangan dan pengaruh yang positif bagi Anda.
Itulah bibliotherapy, terapi kesehatan mental dan jiwa yang bersumber dari buku. Ternyata buku bukan hanya hiburan atau hobi, tapi punya dampak baik yang lain. [dan/tur]
Komentar