Ragam

Belasan Penganut Penghayat Kepercayaan Ikuti Pelatihan Membatik

Belasan peserta melakukan intruksi dari Ali Muchlison dalam pelatihan batik di Batik Lesoeng. (Foto/Endra Dwiono/Beritajatim.com)
Belasan peserta melakukan intruksi dari Ali Muchlison dalam pelatihan batik di Batik Lesoeng. (Foto/Endra Dwiono/Beritajatim.com)

Ponorogo (beritajatim.com) – Belasan orang yang tergabung dalam penganut penghayat kepercayaan mengikuti pelatihan dasar dalam proses membuat batik di gerai Batik Lesoeng di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Mangkujayan Ponorogo. Dengan pelatihan batik itu, diharapkan mereka dapat ilmu kewirausahaan di bidang pembuatan batik.

Menurut Presidium III Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Gatot Sugiyono, peserta pelatihan batik tersebut, berasal dari 5 aliran kepercayaan. Diantaranya Kawruh Budi Jati, Sapta Darma, Purwo Ayu, dan Aliran Kebatinan Perjalanan.

Dengan pelatihan ini, peserta dapat ilmu dan bisa dimanfaatkan di masyarakat. Setelah pelatihan ini, produk dari peserta bisa langsung dipasarkan. Pendampingan terus akan dilakukan kepada peserta yang ingin usaha di bidang batik. “Bagi peserta yang menyeriusi usaha pembuatan batik ini, bakal ada pendampingan untuk melakukan pemasaran,” pungkas Gatot.

Sementara Pemilik Batik Lesoeng, M. Ali Muchlison, mengatakan jika pelatihan dasar membatik ini, mulai dari mencanting, mewarnai dan sampai finishing. “Pelatihan dasar membatik di Batik Lesoeng ini, rencananya berlangsung 2 hari,” katanya.

Dengan pelatihan ini, semakin banyak masyarakat yang berminat dalam membuat batik. Sehingga industri batik, akan terus ada dan tidak kalah dengan motif-motif kain lain. “Meski hanya 2 hari dan hanya latihan dasar. Pulang dari pelatihan, peserta bisa mengembangkannya,” katanya.

Ali mengungkapkan bahwa batik saat ini sudah naik kelas. Di pakai oleh orang dengan segala strata sosial. Apalagi, batik juga sudah diakui oleh dunia lewat UNESCO. Sehingga, tidak ada alasan lagi untuk mengabaikan keberadaan batik.

Lebih lanjut, batik juga bisa dikatakan sebagai sejarah. Setiap daerah memiliki ciri khas batik masing-masing. Tidak hanya sekedar kain, namun juga bisa disebut sebagai sebuah karya seni. Orang yang membuatnya harus sabar dan tekun, sehingga bisa menghasilkan batik yang bagus. “Batik seperti halnya lukisan dan ukiran. Memiliki nilai karya seni. Apalagi batik juga sudah diakui oleh UNESCO,” pungkasnya. (end/kun)

BACA JUGA:

Penganut Aliran Kepercayaan Mulai Diakomodir di KTP dan KK


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar