Ragam

Beberapa Hal Ini Bisa Dilakukan Untuk ‘Melambat’

(Foto: Crystal, unsplash)

Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah arus kencangnya perubahan pada segala aspek kehidupan. Perlu suatu langkah untuk melambat demi tetap menjaga kesehatan mental. Melambat, sebagaimana diterangkan oleh dosen Sosiologi Universitas Brawijaya (UB), Wida Ayu Puspitosari, merupakan meluangkan waktu untuk hal-hal di luar rutinitas mengejar percepatan dunia yang penuh dengan sirkulasi modal.

Melambat ini tentu bukan melambat secara waktu. Namun ini menjadi gaya hidup warga kota yang tetap modern dan dinamis, dengan melakukan hal-hal yang slow. C. Yaitu suatu gerakan melambat bagi masyarakat kota.

Istilah melambat sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1990-an dengan nama Cittaslow atau City Slow di Eropa. Mereka yang tinggal di kota lalu berusaha memaknai hidup dan mencari kualitas hidup tanpa harus terseret arus percepatan dunia. Tiga kualitas hidup mendasar yang hendak dicapai oleh gerakan ini yaitu dari aspek ekonomi, lingkungan, dan komunitas.

Untuk merealisasikan ada beberapa wacana dilakukan, seperti gerakan slow food dan slow fashion. Inti dari slow (melambat) ini dimaksudkan pada bagaimana seseorang bisa jauh lebih bisa menikmati hidup daripada sekedar mengejar perputaran dunia dengan sirkulasi modal yang cepat. Beberapa kegiatan berikut ini cukup efektif dalam rangka mewujudkan hidup yang melambat.

1. Melakukan hal yang sifatnya sustainable agar tidak selalu terintimidasi dengan percepatan kehidupan

Sesuatu yang punya keberlanjutan di masa mendatang akan menjadi investasi jangka panjang. Kegiatan sederhana seperti menanam akan punya dampak yang jarang disadari. Dengan kegiatan yang punya keberlanjutan makan hidup bisa stabil dari percepatan.

2. Meluangkan waktu melihat atau memperhatikan kehidupan tetangga atau sekitar

Hidup di zaman serba cepat telah menuntut seseorang untuk terus bermedia sosial. Ini terjadi akibat kebiasaan takut ketinggalan berita, atau informasi terkini. Cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari perilaku tersebut adalah dengan kembali bersosial secara langsung dengan tetangga sekitar.

3. Bergabung dengan gerakan seni

Sebagaimana yang diungkapkan Seno dalam pidato budaya 2019. Seni merupakan gerakan yang bisa membuat seseorang kembali melambat. Dengan fokus pada seni seseorang akan berusaha melatih daya kreativitas dan kepedulian pada lingkungan sehingga terhindar dari arus percepatan.

Tiga laga itu akan lebih jelas teraplikasikan jika seseorang kembali memahami diri sendiri, tujuan hidup, dan orientasi hidup. [dan/tur]

Apa Reaksi Anda?

Komentar