Ragam

Anak TK di Texas Diajari Memakai Tas Anti Peluru Untuk Pertahanan Diri

Surabaya (beritajatim.com) – Setelah pembantaian Robb Elementary School di Uvalde, Texas, pada 24 Mei, yang merenggut nyawa 19 anak dan dua guru, sekolah-sekolah di seluruh Amerika Serikat dibuka kembali tahun ini dengan fokus yang lebih besar pada keamanan.

Bahkan dengan langkah-langkah keamanan ini, tahun ajaran baru telah membuat orang tua cemas dan tegang tentang keselamatan anak-anak mereka.

Agar lebih siap menghadapi skenario terburuk, Cassie Walton dari Oklahoma menjadi viral karena video ilustrasinya yang menunjukkan dia melakukan latihan menembak aktif dengan putranya yang berusia lima tahun.

Penembakan baru-baru ini begitu traumatik bagi Cassie karena pembantaian dan penembakan di sekolah Uvalde terjadi di dekat rumahnya. Dalam sebuah wawancara dengan The Independent, Cassie mengungkapkan bahwa dia menggunakan latihan yang dia pelajari di sekolah untuk mengajar putranya yang berusia 5 tahun.

Dia memperkenalkan prinsip-prinsip ALICE kepada putranya mengingat meningkatnya jumlah penembakan di sekolah dasar di AS. ALICE mengacu pada Alert, Lockdown, Inform, Counter, dan Evacuate.

Walton menyoroti perlunya melakukan percakapan ini dengan anak-anak karena “terjadi di mana-mana” dan mengatakan bahwa putranya, Weston, memahami urgensi mempelajari latihan ini dan telah “menerima informasi dengan sangat baik.”

Dia terdengar dalam video menanyakan Weston apa yang harus dilakukan ketika seorang guru mengarahkan siswa untuk mundur ke sudut dan diam dan tenang. Kemudian, dia menanyai putranya tentang apa yang akan dia lakukan dalam kasus penembakan di sekolah, dan dia mendengar seorang petugas polisi menanyakan apakah ada orang di dalam ruangan sambil mengingatkannya untuk “tetap diam.”

Cassie juga melatih Weston cara menggunakan ransel antipeluru setelah menemukan hal yang sama di TikTok.

Cassie mengunggah video di TikTok tentang dirinya membimbing anaknya melalui latihan menembak aktif di rumah hanya beberapa hari sebelum anaknya kembali bersekolah di taman kanak-kanak. Video Cassie telah menjadi viral di media sosial dan mendapat dukungan luar biasa dari orang tua di seluruh AS, tetapi mendapat respon sebaliknya oleh warganet dari negara lain.

Dalam video itu, Cassie mengajarkan.

‘Saat guru mengatakan melalui intercom, ini bukan pelatihan semuanya menuju pojok ruangan. Apa yang kamu lakukan?’

“menuju pojokan dan benar-benar tenang dan diam,” jawab Weston dan melakukan apa yang dia ucapkan.

Kemudian Cassie melanjutkan, “Sekarang tunjukan bagaimana kau menggunakan tas anti pelurumu.” Lalu Weston pun mempraktekkan penggunaan tas punggungnya untuk menutupi wajah dan tubuhnya.

Cassie melanjutkan, “Sekarang jika gurumu bilang, letakkan tas kalian dan lekas menuju pojok ruangan. bagaimana responmu?”

“Aku akan berkata, Tidak aku membutuhkannya, ini tas anti peluru,” kata Weston.

“Okay, sekarang jika polisi ada luar tetapi penembak ada di dalam ruanganmu, polisi bertanya apa ada orang di dalam? kau jawab apa?” tanya Cassie menguji anaknya.

“Aku berkata, Aku disini,” jawab Weston.

“Jangan jawab apapun, kau harus tetap diam. Jika penembak ada di ruangan, jangan pernah mengeluarkan satu kata pun, tetaplah sepenuhnya diam,” jelas Cassie.

“Okay,” jawab Weston.

“Jika kamu berhasil keluar dari gedung, kemana kamu akan pergi? kemana kamu lari?”

Weston menjawab, “Keluar.”

“keluar kemana?” tanya Cassie.

“Rumah,” jawabnya.

“Kamu larilah sejauh mungkin dari sekolah, sejauh yang kamu bisa. Mama akan menemukanmu,” tukas Cassie mengakhiri unggahan video tersebut.

Video itu muncul di Twitter, dan warganet membagikan perasaan jujur ​​mereka.

“Jika saya mendapati diri saya harus mengajar anak saya melakukan ini karena mereka mungkin tertembak di sekolah, saya akan memindahkan keluarga saya ke negara lain.”

“Terkadang kita membutuhkan teman yang memiliki jarak yang nyaman dari kita untuk memberi tahu kita apa yang kita lakukan salah. Sudut pandang yang berbeda, bisa dibilang. USA, ayolah ini salah. Ini benar-benar [email protected]@ked up. Ini tidak normal . Tidak ada negara lain di dunia yang perlu memperlakukan anak-anak mereka sebagai tentara perang,”

“Itu agak menyedihkan dia harus belajar itu diusia yang begitu muda.”

“Betapa menyiksanya menyaksikan anak berusia 5 tahun dan harus belajar bagaimana mereka ngenakan tas anti pelurunya. Sekolah harusnya menjadi hal mereka belajar menyenangkan bukan mengajarkan mereka untuk berperang,” pungkas seorang warganet. [adg/beq]

 

 

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya

Ketika Melaut Tak Harus Mengantri Solar