Ragam

5 September Diperingati sebagai Hari Amal Sedunia, Ini Makna dan Sejarahnya

Ilustrasi Hari Amal Sedunia. (Sumber foto: RDNE Stock Project/pexels.com)
Ilustrasi Hari Amal Sedunia. (Sumber foto: RDNE Stock Project/pexels.com)

Surabaya (beritajatim.com) – Tanggal 5 September diperingati sebagai Hari Amal Sedunia. Peringatan global ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tujuan untuk membangkitkan kesadaran dan menggerakkan masyarakat, LSM, serta pemangku kepentingan di seluruh penjuru dunia agar turut berkontribusi dalam membantu sesama melalui berbagai kegiatan sukarela.

Konsep amal, sebagaimana yang kita tahu, merupakan bentuk dari kesukarelaan dan memiliki peran penting dalam membentuk ikatan sosial yang nyata dan berperan agar masyarakat menjadi lebih kuat.

Organisasi amal memiliki kemampuan untuk meredakan dampak buruk dari krisis kemanusiaan, memberikan dukungan tambahan untuk layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, dan perlindungan anak-anak.

Selain itu, amal juga memajukan aspek-aspek budaya, ilmu pengetahuan, olahraga, serta pelestarian warisan budaya dan alam. Hal ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga berperan dalam mempromosikan hak-hak mereka yang kurang beruntung dan menyebarkan pesan kemanusiaan, terutama dalam situasi konflik.

Dalam Konteks Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang diadopsi pada bulan September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui bahwa pemberantasan kemiskinan dalam semua bentuk dan dimensinya, termasuk kemiskinan ekstrem, merupakan salah satu tantangan global terbesar yang harus diatasi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Ragam Budaya dari Penjuru Dunia Kumpul di Unesa

Agenda ini juga menekankan pentingnya semangat solidaritas global, terutama dalam mendukung kebutuhan masyarakat yang termiskin dan paling rentan

Sejarah Hari Amal Sedunia

Dipilihnya tanggal 5 September sebagai perayaan Hari Amal Sedunia Hari yakni untuk mengenang Bunda Teresa dari Kalkuta, seorang tokoh yang sangat dihormati dan juga penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1979 atas perjuangannya dalam mengatasi kemiskinan dan penderitaan, yang juga merupakan ancaman terhadap perdamaian dunia.

Bunda Teresa, yang lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada tahun 1910, tiba di India pada tahun 1928 dan berdedikasi sepenuh hati untuk membantu mereka yang kurang beruntung.

Pada tahun 1948, ia menjadi warga negara India dan mendirikan ordo Misionaris Cinta Kasih di Kolkata (Kalkuta) pada tahun 1950. Organisasi ini sangat terkenal atas karyanya dalam membantu masyarakat miskin di kota tersebut.

Selama lebih dari 45 tahun, Bunda Teresa dengan penuh kasih melayani orang-orang miskin, sakit, yatim piatu, dan sekarat, sambil memimpin ekspansi Misionaris Cinta Kasih ke seluruh India dan kemudian ke negara-negara lain.

BACA JUGA: Resep Mille Crepes Oreo, Rasa Manis dan Tekstur Lembut

Mereka menyediakan tempat perawatan dan rumah bagi orang-orang yang sangat membutuhkan, termasuk yang tunawisma.

Karyanya dikenal di seluruh dunia dan ia menerima berbagai penghargaan, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian. Bunda Teresa meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997, dalam usia 87 tahun.

Sebagai pengakuan atas peran penting amal dalam meredakan krisis kemanusiaan dan meringankan penderitaan manusia, baik dalam maupun antara negara-negara, serta untuk menghormati jasa-jasa organisasi amal dan individu seperti Bunda Teresa, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusi A/RES/67/105 menetapkan tanggal 5 September sebagai Hari Amal Sedunia.

Sebuah hari yang dirayakan dan dihormati oleh seluruh dunia sebagai wujud kepedulian dan kebaikan terhadap sesama manusia.

Adanya Hari Amal Sedunia ini kemudian juga menjadi inspirasi masyarakat luas untuk terus berbuat kebaikan kepada sesama. (mnd/nap)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar