Ragam

3 Mata-mata di Dunia yang Paling Berbahaya di PD II, Sosoknya Belum Tergantikan

Noor Inayat Khan, wanita Muslim India keturunan Sultan Tipu, yang menjadi mata-mata Inggris dalam Perang Dunia II. (Doc: Istimewa)

Surabaya (beritajatim.com) – Siapa yang menyangka jika perempuan sejak masa Perang Dunia II sudah menjadi bagian penting untuk mendukung kemenangan blok tertentu. Selain menjadi perawat, ternyata ada beberapa wanita yang pernah menjadi mata-mata yang biasanya identik dengan profesi pria.

Tak tanggung-tanggung para mata-mata perempuan ini memiliki paras yang sangat menawan dan menggoda. Maka tak heran jika setiap lawan yang melihatnya langsung bertekuk lutut di hadapan mereka.

Walaupun memiliki paras menawan dan menarik, namun keahlian mereka dalam menjalankan misi tidak usah diragukan lagi. Lantaran tidak ada lawan yang mengetahui profesi mereka. Berikut deretan mata-mata perempuan paling berbahaya di era Perang Dunia II.

1. Krystyna Skarbek

Siapa yang menyangka jika putri bangsawan yang lahir di Warsawa tahun 1908 ini, lebih memilih mengabdikan hidupnya sebagai mata-mata Inggris.

Di awal Perang Dunia II, Krystyna bekerja untuk Special Operations Executive. Menggunakan nama samaran Christine Granville, ia berhasil berbaur dengan orang-orang dan menyelesaikan berbagai misi penting bagi Inggris dan Prancis.

Tentu saja jalannya sebagai mata-mata tidak selalu mulus. Pada tahun 1941, Jerman berhasil menangkap Krystyna dan menahannya di penjara. Tidak ingin membusuk di penjara, Krystyna menggigit lidahnya hingga berdarah.

Di depan tentara Nazi, Krystyna berpura-pura menderita TBC hingga akhirnya dilepaskan. Krystyna meninggal tahun 1952, setelah ditikam oleh seorang penggemar obsesif di kamar hotel di London.

2. Noor Inayat Khan

Tidak jauh berbeda dari Krystyna Skarbek, Noor Inayat Khan juga berasal dari keluarga terhormat. Ketika Perang Dunia I meletus, keluarga Khan pindah ke London sebelum akhirnya bermukim di Paris.

Pada tahun 1940, Noor kembali ke Inggris, yang kemudian bergabung dengan Women’s Auxiliary Air Force dan direkrut jadi agen rahasia pada tahun 1942.

Sebagai agen rahasia, Noor bertugas untuk menjaga komunikasi antara London dan Paris, juga penyelundupan senjata plus bahan peledak. Selama masa Perang Dunia II, Noor masuk dalam daftar agen rahasia paling berbahaya. Namun ia dikhianati temannya sendiri. Dia ditangkap oleh Nazi pada Oktober 1943, dan dieksekusi di kamp penyiksaan Dachau satu tahun kemudian.

3. Virginia Hall

Rupanya menjadi seorang pegawai administrsi di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Estonia tak membuatnya merasa senang, Ia akhirnya mencoba melamar sebagai diplomat, namun ditolak pasalnya Virginia merupakan seorang perempuan dan menyandang disabilitas.

Karena geram akhirnya ia pindah ke Inggris dan bekerjsa sebagai mata-mata. Dengan berpura-pura menjadi reporter New York Post, ia berhasil membebaskan banyak tentara sekutu dari penjara jerman. Karena ulahnya ini, Nazi menyebutnya sebagai Mata-mata sekutu paling berbahaya. (frs/ian)

Apa Reaksi Anda?

Komentar