Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto menemui aksi unjuk rasa warga Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dia sempat berteriak Salam Pergerakan untuk menyapa para demonstran.
Warga bersama aktivis Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendesak Hendy untuk menutup semua tambak udang di sempadan pantai Getem, karena mengganggu lingkungan dan merugikan nelayan. Keberadaan tambak di sempadan pantai dinilai tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Di tengah sengatan matahari yang terik, Hendy berpidato dengan ditemani Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad Halim, Kepala Dinas Perikanan Indra Tri Purnomo, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa Edi Budi Susilo. “Salam pergerakan! Salam mahasiswa! Salam PMII,” teriaknya.
“Apa yang Anda sampaikan hari ini insya Allah akan kami bahas bersama teman-teman pemkab. Di Getem, tambak itu sudah ada dari dulu. Bapak, ibu sekalian, adik-adik sekalian, tambak itu juga milik masyarakat Jember, Pemkab Jember tentunya harus bersikap adil sesuai regulasi,” kata Hendy.
Baca Juga:
Warga Long March ke Kantor Pemkab Jember untuk Tolak Tambak
“Jadi Pemkab Jember tidak boleh membuat keputusan sembarangan yang melanggar regulasi. Di pesisir sampai Getem sedang dilakukan penertiban untuk diatur kembali, karena belum pernah diatur selama ini. Untuk itu, Bapak dan Ibu sekalian, mohon diberikan kesempatan. Pesisir itu untuk masyarakat Jember semua. Masyarakat sekitar menjadi target utama untuk menikmati pesisir yang ada,” kata Hendy.
“Tentunya pesisir ini harus diatur sesuai peraturan. Kedua, Jember harus kondusif, harus tenang. Tidak mungkin ini dibiarkan Pemkab Jember. Dari tahun kemarin, terus diurus sampai sekarang. Dan kami memberikan waktu kepada kawan-kawan semua untuk berdiskusi dan berdialog. Semua ini harus diatur dengan regulasi,” kata Hendy.
Hendy menyatakan butuh masukan dari warga dan mahasiswa. “Silakan, sepanjang itu dalam regulasi kami pasti akan ikuti. Berikan masukan kepada kami, berikan kami solusi yang baik. Saya berharap teman-teman bisa menjaga Jember dengan baik,” katanya.
Baca Juga:
Kronologi Penerbangan Jember-Surabaya yang Hanya Bertahan 51 Hari
Warga tak puas dengan penjelasan Hendy. Saturi, salah satu warga, mengaku kecewa karena Hendy membiarkan tambak di sempadan pantai. “Tolong dihentikan saja. Itu benar-benar merugikan masyarakat dalam jangka pendek dan panjang. Kalau bisa hari ini putuskan. Tolong masyarakat Getem jangan disiksa,” katanya.
Saturi mengatakan, produksi tambak menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu lingkungan. “Sekarang pohon-pohon dihabiskan. Tidak ada tempat berteduh,” katanya.
Warga tidak membutuhkan tambak, karena selama ini sudah menjadi nelayan. Justru dengan kehadiran tambak, nelayan mengalami kerugian. “Kalau Bapak tahu, kasihan. Kalau mau saya bisa nangis sekarang. Saya orang Getem, tolong ya pak. Bener, tolong lho,” kata Saturi.
Akhirnya disepakati perwakilan warga dan mahasiswa berdialog langsung dengan Bupati Hendy Siswanto di lantai bawah kantor pemkab. Warga menginginkan segera ada keputusan dari bupati mengenai tambak di pesisir. [wir/beq]
Komentar