Politik Pemerintahan

Teknologi Pengendali Hama Karya Arek Malang Jadi Andalan Para Petani

Rangga Ega Santoso usai juara 1 dalam ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI.

Malang (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) setiap tahun menggali potensi pemuda setempat melalui program Pemuda Pelopor. Anak-anak muda Kota Malang yang memiliki bakat, potensi serta karya yang kreatif dan inovatif dibina untuk dikembangkan.

Pada tahun 2019, Rangga Ega Santoso terpilih sebagai pemuda pelopor. Dia memiliki karya inovasi teknologi bernama Sitta Agrapana. Ternyata inovasi ini mampu menyabet juara 1 dalam ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Karya Rangga menjadi nomer wahid mengalahkan pemuda lainnya dari 34 provinsi di Indonesia. Sitta Agrapana adalah teknologi pengendali hama hortikultura sebagai Produk Eco-friendly dan Easily Produced. Fungsinya untuk mewujudkan konsep pengembangan kawasan florikulturasi terintegrasi inovasi teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

“Disitu ada lampu untuk perangkap hama, ada lem untuk mengikat hama, ada beberapa komponen sensor yang kita jadikan satu alat untuk mengukur suhu, kelembapan, sama untuk ph tanah. Saat itu saya berfikir bagaimana bisa dianggap berdikari untuk negeri, jika sektor pertanian tidak di perbaiki. Karena hanya petani yang mampu menyelamatkan pangan kita,” kata Rangga.

Rangga mengkisahkan awal mula dirinya membuat lampu pengendali hama. Saat itu dia mendapat seorang pembimbing magang yang merupakan petani bawang di Probolinggo. Mereka berdua rutin melakukan saring untuk mengupas permasalahan oara petani. Utamanya berkaitan dengan hama.

Rangga dan pembimbingnya akhirnya merancang teknologi pengendali hama hortikultura. Lampu ini akan menyala ketika petang tiba. Lampu menyala selama 4 jam dengan menggunakan batrai. Biasanya oleh petani dinyalakan pada pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB, karena waktu itulah hama musuh petani keluar.

“Nah dalam range waktu itu hama sudah mulai keluar, hama akan tertarik dengan cahaya lampu dan mulai mendekat. Ketika sudah mulai mendekat ke botol lampunya, hama akan menempel disana. Botol tersebut sudah diberi lem dengan penambahan pewangi supaya makin mengikat. Setelah habis di charge kan portabel besok bisa dipakai lagi,” ujar Rangga.

Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan mereka sangat mengapresiasi kreatifitas Arek-arek Malang. Menurutnya, pemuda hari ini harus tampak. Pemuda harus kreatif, menciptakan kreasi sendiri sebab karya dan inovasi mereka menunjang kehidupan mereka ke depan.

“Jadi memang kita harapkan anak muda itu harus punya visi, salah satunya seperti yang ditunjukkan mereka. Jadi kontribusi anak muda itu sangat kita harapkan dan kita mencoba mencari bibit-bibit seperti mereka. Makannya di dinas itu sedang mencari melalui pemuda pelopor, ada yang namanya duta pemuda, dan mereka berangkat dari situ,” tutur Ida Ayu.

Sementara itu Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, selama ini Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pemuda di Kota Malang. Kota Malang sebagai kota pelajar, yang memiliki ratusan pemuda inovatif untuk mendorong dan mendukung pembangunan daerah melalui berbagai sektor.

“Mengingat kita itu kota edukasi, banyak sekali pemuda yang berasal tidak hanya dari Kota Malang saja yang tinggal disini. Maka kita harus mempersiapkan supaya mereka siap menjadi generasi yang baik dan tangguh,” kata Sutiaji.

Wali Kota Malang, Sutiaji.

Sutiaji mengungkapkan, 50,65 persen penduduk Kota Malang adalah pemuda. Ekonomi kreatif dapat berkembang pesat di Kota ini karena memiliki sumber daya manusia yang mempuni. Pertumbuhan industri start up digital di Kota Malang semakin tinggi, dan telah mencapai 151 perusahaan semuanya dilakukan oleh para pemuda.

“Dan sebenarnya basic ekonomi kreatif yang menggerakkan adalah pemuda. Disini lah mereka memiliki andil besar dalam partipasi pembangunan Kota Malang. Ditambah potensi besar sumber daya manusia di Kota Malang yang didominasi oleh pemuda milenial. Hal ini menjadikan pemuda di Kota Malang memegang kunci penting dalam pembangunan daerah dan penentuan arah menuju cita-cita bangsa dan Negara,” tandas Sutiaji. [luc/suf]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya

Ketika Melaut Tak Harus Mengantri Solar