Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak sembilan daerah di Jatim masih minim memiliki ruang observasi yang berbasis desa/kelurahan atau kurang dari 20 persen.
Sembilan daerah itu adalah Surabaya (dari 154 kelurahan, baru 27 kelurahan yang memiliki atau 17,5 persen), Kota Blitar (14,3 persen), Kabupaten Malang (13,6 persen), Kota Madiun (11,1 persen), Kabupaten Probolinggo (9,1 persen), Kota Batu (8,3 persen), Kota Malang (5,3 persen), Kota Probolinggo (3,4 persen) dan Kota Kediri (2,2 persen).
Sedangkan, daerah yang sudah 100 persen memiliki ruang obervasi berbasis desa adalah Banyuwangi, Sumenep, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Bojonegoro, Kabupaten Mojojerto dan Kota Mojokerto.
Ketua DPRD Jatim, Kusnadi memohon kepada daerah yang belum 20 persen seperti Surabaya agar menyediakan ruang observasi berbasis desa/kelurahan.
“Jadikanlah sekolah atau PAUD di Surabaya sebagai tempat observasi dan isolasi. Dia tetap berada di lingkungan keluarganya, kalau kangen dengan keluarga dan teman masih bisa bertemu dengan jarak tertentu. Semoga wabah ini bisa kita lalui dengan gotong royong dan berdoa kepada Allah SWT agar segera berakhir,” katanya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi surabaya, Jumat (17/4/2020) malam. [tok/suf]
Komentar