Gresik (beritajatim.com)– Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi menegaskan warga perantauan wajib dicek kesehatannya. Penegasan ini disampaikan saat jenderal bintang dua itu mengunjungi Terminal Bunder, Gresik dan Balai Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kamis (2/04/2020).
Saat melihat kesiapan penanganan virus Covid-19. Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi melihat bagaimana saat warga yang menggunakan moda transpotasi bus turun dari terminal. Selanjutnya, penumpang tersebut diukur suhunya dengan alat thermo gun. Usai pengukuran suhu lalu disemprot disinfektan saat melalui bilik.
Usai melihat kesiapan tim Satgas Penanganan virus Covid-19. Didampingi Dandim 0817 Gresik, Letkol Inf Budi Handoko dan Kapolres AKBP Kusworo Wibowo serta Wabup M.Qosim. Mayjen TNI R.Wisnor Prasetja Boedi melanjutkan peninjauan ke Balai Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik.
Disana orang nomor satu di jajaran TNI AD Jawa Timur itu. Melihat dari dekat penanganan warga yang baru pulang dari perantauan. Setelah selama 30 menit di balai desa.
Rombongan Pangdam V Brawijaya menuju ke Desa Tambak Beras, Kecamatan Cerme, Gresik yang melakukan pembatasan sosial masyarakat, atau lebih dikenal dengan phsysical distancing.
“Kapasitas saya datang ke Gresik sebagai Wakil Satgas Penanganan Covid-19 Jatim. Sesuai kebijakan dari pemerintah, mulai memberlakukan pembatasan sosial skala besar. Hal ini jika tidak dijabarkan secara teknis bisa menimbulkan kepanikan di masyarakat,” ujar Wisnoe Prasetja Boedi.
Lebih lanjut R.Wisnoe Prasetja Boedi menuturkan, melalui partisipasi masyarakat. Diharapkan masyarakat memahami ini menjadi permasalahan bersama. Bukan hanya pemerintah atau satgas tapi masalah bersama.
“Bayangkan kalau salah satu keluarga kita tertular virus Covid-19. Maka qkan menular ke keluarga kita, dan ini menjadi permasalahan baru. Karena itu, kedatangan saya ke Gresik melihat bagaimanan alur penanganan warga perantauan kembali ke daerahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Wabup M.Qosim mengapresiasi apa yang telah dilakukan warga Desa Tambak Beras yang melakukan antisipasi dini dengan pembatasan, atau psysical distancing.
“Apa yang dilakukan warga Desa Tambak Beras patut diapresiasi mereka melakukan pemantauan dengan cara psysical distancing, dan ada rencana kegiatan ini akan dilombakan guna merangsang partipasi desa,” tandasnya. [dny/kun]
Komentar