Jember (beritajatim.com) – Abdul Muqiet Arief, Wakil Bupati Jember, Jawa Timur, 2016-2021, meminta kepada pejabat publik agar lebih berhati-hati dan mewaspadai Covid-19.
“Mohon maaf, pola hidup pejabat jika dibandingkan dengan masyarakat umum, terutama masyarakat petani, lebih rentan. Mereka tinggal di ruangan ber-AC, sirkulasi udara tidak memadai, jarang terkena sinar matahari, mungkin berkeringat seminggu sekali karena gowes dan sebagainya,” kata Muqiet.
“Jadi teman-teman pejabat ini sebetulnya harus lebih ekstra hati-hati daripada abang becak, petani. Pola makan teman-teman pejabat juga. Kalau orang tani kan imunnya kuat karena makan banyak, kena sinar matahari. Mereka memang tidak olahraga tapi mencangkul. Maka itu, klaster perkantoran perlu mendapat perhatian khusus,” kata Muqiet.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Jember Widi Prasetyo tetap berikhtiar menghindari Covid. “Saya menggunakan masker dan jaga jarak ketika berinteraksi. Lalu minum suplemen dan terakhir berdoa. Alhamdulillah selama ini tidak merasakan. Tapi staf-staf di Dinsos yang tidak enak badan, saya larang bekerja. Mereka harus beristirahat di rumah, sehingga tidak menulari temannya,” katanya, Kamis (29/7/2021).
Awal Juli lalu, ada sebelas aparatur sipil negara Pemkab Jember yang terkonfirmasi positif. Salah satunya adalah Wiwik Supartiwi, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan. “Ini risiko kerja buat aparat pemerintah, petugas lapangan. Kami juga menjaga diri kami. Rekan-rekan juga menjaga diri. Apalagi kami bertemu publik setiap hari. Satu hari bisa sampai 12 kali bertatap muka dengan siapapun dan ini bagian dari risiko pekerjaan,” kata Bupati Hendy Siswanto beberapa waktu lalu.
Asisten II Pemkab Jember Dedi M. Nurahmadi dan istrinya tempo haru meninggal dunia karena Covid. Hendy mengaku sedih dengan kematian tersebut. “Covid tidak mengenal siapapun. Varian Delta ini sangat berbahaya,” katanya. [wir/kun]
Komentar