Lamongan (beritajatim.com) – Dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan, Pemerintah Kabupaten Lamongan menggelar High Level Meeting (HLM) jelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah Tahun 2023, di Pendopo Lokatantra.
“Menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri harga pangan cenderung mengalami kenaikan harga dan bisa meningkatkan inflasi. Bahan pangan untuk terus dimonitor. Beberapa waktu terakhir ini harga pangan seperti beras, telur, cabai sempat melonjak naik, dan sekarang mulai turun meskipun belum normal, Inilah kondisi yang ada. Tapi kita terus berusaha untuk menekan inflasi,” ungkap Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, ditulis Rabu (22/3/2023).
Adapun dalam menjaga inflasi dan menstabilkan harga pangan saat Ramadan di Lamongan ini, Bupati Yuhronur menegaskan, diperlukan keterlibatan proaktif BUMD dalam mengelola cadangan pangan.
Selain itu, imbuh Yuhronur, juga diperlukan peran serta stakeholders lainnya untuk stabilisasi tata niaga hulu-hilir komoditas pangan. Orang nomor satu di Lamongan itu mengaku, dirinya telah memerintahkan untuk memperbanyak pasokan pangan sehingga harga tetap stabil.
“Harus diperbanyak pasokan pangan, solusi dan rumusan jika ada salah satu komoditi yang harganya melonjak. Harga naik itu wajar, tapi jika lonjakannya terlalu tinggi ini yang berbahaya. Kalau inflasi ini kita abaikan tidak ada intervensi akan menjadi ancaman besar bagi negara kita. Untuk itu kerjasama seluruh stakeholder untuk mengendalikan inflasi itu sangat penting. Semoga ikhtiar kita bermanfaat untuk masyarakat,” paparnya.
Sementara itu, guna merespon arahan Bupati Yuhronur, kini Ketua Pelaksana HLM yang juga menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Tata Pemerintahan Kabupaten Lamongan, Kandam menuturkan, pihaknya akan melakukan berbagai strategi dalam menstabilkan harga bahan pangan.
“Kami akan melakukan strategi termasuk melakukan operasi pasar murah hingga menggelar bazar dalam setiap event yang dilakukan,” tutur Kandam.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Lamongan Bagyo Tri Laksono menjelaskan, meski tingkat inflasi Indonesia sebesar 5,51 persen, namun capaian inflasi di Kabupaten Lamongan lebih rendah jika dibandingkan daerah lainnya di Jawa Timur, termasuk Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
Tercatat, inflasi tahun 2022 menurut wilayah di Jawa Timur, Kabupaten Lamongan setara dengan Kota Probolinggo dengan capaian inflasi tahunan berada pada level 5,36 (yoy).
“Tekanan inflasi Jawa Timur menjelang Idul Fitri 2023 diperkirakan didorong oleh bahan pangan dan tarif angkutan sebagaimana histori tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, apa yang disampaikan Bapak Bupati, untuk mengendalikan inflasi tadi diharapkan dapat menekan laju inflasi dan menstabilkan harga pangan di pasaran,” terangnya.
Lebih lanjut, menurut Bagyo, diperlukan upaya pengendalian inflasi jangka pendek melalui operasi pasar pada komoditas yang mengalami inflasi dan pengendalian inflasi jangka panjang dengan melakukan mapping komoditas untuk mengetahui secara pasti wilayah pemasok.
“Juga diperlukan penguatan dalam pengelolaan stok demi menstabilkan pasar. Bahkan, yang tak kalah penting, juga perlu dilakukan peningkatan kerjasama antar daerah dalam rangka pemecahan solusi apabila terjadi kekurangan pasokan,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara High Level Meeting (HLM) jelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah Tahun 2023 ini di antaranya Deputi Perwakilan BI Jawa Timur Muslimin Anwar yang mengulas tentang capacity building, Kepala Bulog Sub Divre Bojonegoro Sugeng Hardono, serta seluruh Kepala OPD, pimpinan BUMN dan BUMD terkait di Lamongan.[riq/ted]
Komentar