Jember (beritajatim.com) – Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur meluncurkan program Pojok Laktasi serentak di seluruh kabupaten dan kota, Selasa (21/4/2020). Pojok Laktasi adalah sebuah lokasi atau ruang di kantor Bawaslu provinsi dan kabupaten-kota di Jawa Timur yang menjadi tempat perempuan menyusui atau memerah air susu.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur Nur Elya Anggraini mengatakan, Pojok Laktasi adalah tempat nyaman bagi penyelenggara pemilu yang masih memiliki bayi yang masih harus disusui ASI eksklusif. “Jangan sampai ada perempuan pengawas yang harus bekerja mengawasi pemilu, untuk memberikan ASI saja harus dilakukan di dalam mobil,” katanya, saat meresmikan Pojok Laktasi di Kantor Bawaslu Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (21/4/2020).
Selain itu, menurut Elya, ada perempuan pengawas pemilu yang terpaksa memompa ASI di dalam toilet. “Hambatan ini yang ingin kami jawab, kami cari solusinya. Kami ingin Bawaslu Jatim menjadi lembaga yang netral gender. Jadi tidak berat sebelah,” katanya.
Sistem kerja pun sama. Elya mengatakan, saat ini rapat-rapat pengawasan masih dilangsungkan hingga dini hari. “Padahal (perempuan yang menjadi petugas pengawas) masih ada tugas-tugas di rumah yang mungkin pasangannya tidak mengerti. Ini terjadi pada salah satu pengawas tempat pemungutan suara di Kabupaten Tuban. Ketika pengawas itu mengawasi aktivitas TPS saat pemilu kemarin yang tidak selesai dalam waktu 24 jam, bayi di rumah rewel minta ASI. Suaminya datang ke TPS dan teriak-teriak: ‘kamu mau pulang atau jadi pengawas TPS. Itu riil terjadi,” katanya.
Menurut Elya, problem ada pada regulasi. “Seharusnya ketika ada perempuan pengawas TPS di situ, pengawas TPS-nya seharusnya ada dua orang. Sebab dalam amanah (undang-undang) kita, tidak boleh ada satu pun tahapan di TPS yang terlewatkan untuk diawasi. Ketika dia memberi ASI dan ada satu tahapan terlewati, maka akan menjadi potensi sengketa dan pelanggaran pemilu,” katanya. [wir/kun]
Komentar