Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki kemarau seperti sekarang ini, beberapa daerah sudah melai melakukan antisipasi jika terjadi kekeringan. Di bumi reog, BPBD Ponorogo sudah menyiapkan sedikitnya 3 truk tangki air bersih, jika sewaktu-waktu ada permintaan untuk droping air. Masing-masing truk tangki, berkapasitas kurang lebih 6.000 liter air.
“Sudah kita siapkan 3 truk tangki berisi air bersih, sewaktu-waktu ada yang membutuhkan, bisa langsung dilakukan droping” kata Kalaksa BPBD Ponorogo Jamus Kunto, Kamis (4/8/2022).
Selain 3 truk tangki itu, Jamus menyebut pihaknya akan ada suplai air tambahan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtadharma dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo. Namun, air dari 2 instansi tersebut, didroping jika ada kekurangan suplai air. “Jika mengalami kekurangan, PDAM dan DLH sewaktu-waktu siap membantu suplai air jika mengalami kekurangan,” kata Kalaksa BPBD Ponorogo, Jamus Kunti, Kamis (4/8/2022).
Dari prediksi BPBD Ponorogo, tahun 2022 ini, hanya ada 2 desa yang berpotensi mengalami kekeringan. Yakni Desa Mlarak di Kecamatan Mlarak dan Desa Duri di Kecamatan Slahung. Desa Duri, kata Jamus menjadi langganan kekeringan di setiap tahunnya. Sebab, kontur ataupum topografinya memang sulit air. “Desa Duri berada di hutan yang air bawah tanahnya dalam,” katanya.
Jamus menambahkan bahwa sebenarnya di Desa Duri sudah dibangun sumur dalam. Namun, lokasinya di luar titik kekeringan. Penanganan jangka pendeknya yakni dilakukan droping air. “Untuk solusi jangka panjang, ya harus perlu penanganan khusus. Sumur dalam tidak mungkin dibangun di atas yang menjadi lokasi kekeringan,” katanya.
Berdasarkan data pemetaan BPBD Ponorogo, tren kekeringan cenderung turun dari tahun ke tahun. Tahun 2017 lalu, ada 9 desa yang mengalami kekeringan. Selang setahun kemudian, turun menjadi 6 desa. Sedangkan tahun 2019 dan 2020 stagnan di 6 desa. “Tahun lalu kekeringan tersisa 3 desa, namun untuk saat ini yang berposisi sekitar 2 desa,” Pungkasnya. (end/kun)
Komentar