Gresik (beritajatim.com) – Warga Pulau Bawean Gresik untuk sementara tidak bisa menikmati angkutan perintis bus Damri. Pasalnya, angkutan milik pemerintah tersebut mengalami kerusakan. Selain itu, keberadaan trasnportasi darat tersebut penumpangnya juga sedikit.
Seperti diketahui, sejak resmi beroperasi pertengahan tahun lalu, bus Damri diharapkan bisa mengakomodir masyarakat Pulau Bawean. Namun kenyataan di lapangan malah sering parkir. Itu karena sepi penumpang dan kondisinya rusak.
Saat ini dua armada bus tersebut dikirim ke Pulau Jawa untuk diperbaiki. Pasalnya, satu unit bus mengalami kerusakan dan satu unit sudah waktunya perbaikan. “Dua unit akhirnya sekarang berada di Gresik untuk servis,” ujar Taufik, Staf Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Gresik, Senin (15/8/2022).
Kerusakan itu karena armada yang ada tidak bisa melintasi jalur tanjakan di Bawean. Hal ini pun sudah dikonfirmasikan ke pihak Damri. Nantinya, setelah armada selesai diperbaiki akan kembali dikirim ke Bawean untuk beroperasi.
Dishub Gresik juga sudah mendapat surat dari provinsi terkait armada perintis harus ada di Bawean. Karena itu meski rusak, bus Damri diharapkan kembali beroperasi lagi. Taufik menyatakan selama ini dpenumpang di sana cukup sedikit. Terutama masyarakat yang menggunakan angkutan umum. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Kendati demikian, Bus Damri tersebut sering dimanfaatkan untuk carteran oleh masyarakat. Selain itu, para wisatawan juga lebih memilih menggunakan Damri. “Yang paling ramai memang untuk carteran,” pungkas Taufik.
Tarif untuk carteran bus Damri ke Sangkapura Rp250 ribu, ke Tambak Rp350 ribu, dan untuk carteran keliling Bawean atau seharian Rp450 ribu. Kemudian untuk penumpang umum dipatok Rp10 ribu. Sedangkan dari Pelabuhan Sangkapura ke Tambak Rp25 ribu, sedangkan untuk pelajar Rp5 ribu. [dny/suf]
Komentar