Politik Pemerintahan

Bioskop Sudah Buka, Kapan Pementasan Budaya Hiburan Rakyat Dibuka?

BHS mendengarkan aspirasi dari puluhan seniman wayang orang, Sri Wandowo Surabaya

Surabaya (beritajatim.com) – Politisi Gerindra yang juga pengusaha pelayaran Surabaya, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengkritik pemerintah yang telah membuka sejumlah tempat hiburan, seperti Bioskop di Surabaya dan karaoke keluarga di luar Jawa.

Kritikan itu dilontarkan karena pemerintah seharusnya berlaku adil terhadap keberlangsungan pementasan seni budaya yang menjadi hiburan rakyat. Yakni, seperti pementasan ludruk, ketoprak, wayang orang, wayang kulit, srimulat dan lainnya.

BHS berharap pemerintah kota setempat memikirkan wacana dibukanya kembali pementasan budaya sebagai hiburan rakyat.

“Semoga dibukanya pentas budaya kembali nantinya menjadi kabar baik bagi masyarakat dan berkah bagi para seniman yang sudah lama tidak manggung,” ujarnya kepada wartawan.

Menurut mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini, sudah saatnya pentas budaya kesenian kembali dibuka di Kota Pahlawan, karena gedung bioskop juga telah mendapat lampu hijau.

BHS menilai budaya harus jalan terus, meski pandemi Covid-19 belum berakhir demi pelestarian budaya, sekaligus membantu perekonomian para seniman.

“Teknis pembukaannya bisa sama dengan bioskop. Kursi penonton dan syarat lainnya harus memenuhi standar protokol kesehatan. Saya yakin ini menjadi tanda baik untuk melestarikan budaya di Surabaya yang setahun lebih ini tidak bisa kita lihat,” tuturnya.

BHS yang juga penasehat serta owner PT Dharma Lautan Utama (DLU) tersebut telah beberapa kali mendengar keluhan dan aspirasi dari para seniman.

Setelah bersilaturrahmi dengan seniman ludruk eks THR Surabaya beberapa waktu lalu, BHS juga bertemu dengan puluhan seniman wayang orang Sri Wandowo pada Sabtu (10/4/2021), termasuk membagikan paket sembako.

Salah seorang seniman wayang orang, Wari, mengapresiasi kepedulian BHS dan PT DLU, serta berharap keluhannya didengar Pemkot Surabaya, sehingga bisa kembali pentas di atas panggung budaya.

“Kalau saya sudah tua, tapi generasi-generasi seniman kita ini harus dijaga. Jangan sampai regenerasi hilang, karena terhentinya budaya. Meski pandemi, tapi digelar protokol kesehatan, kami rasa bisa. Sekali lagi, kami harap seniman bisa kembali pentas,” tegasnya.

Seniman wayang orang berusia 68 tahun tersebut juga menginginkan lokasi kesenian di THR di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya bisa diaktifkan kembali, sehingga menjadi pusat kesenian di Surabaya seperti yang dulu pernah ada.

“THR dulu ikon dan pusat kesenian Tanah Air, bukan hanya Surabaya. Senang dan bangga sekali rasanya dulu bisa pentas di sana,” pungkasnya. (tok/ted)

 

Apa Reaksi Anda?

Komentar