Peristiwa

Warga Sidolaju Ngawi Harapkan ada Jembatan Permanen untuk Seberangi Bengawan Solo

Bengawan Solo
Warga Sidolaju Ngawi Harapkan ada Jembatan Permanen untuk Seberangi Bengawan Solo

Ngawi (beritajatim.com) – Sudah puluhan tahun warga Desa Sidolaju Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi menggunakan perahu untuk menyeberangi Bengawan Solo. Jalur itu lebih dekat tujuh kilometer ketimbang melalui desa Karangbanyu.

Belakangan, perahu yang biasa digunakan warga itu rusak. Kondisinya sudah bocor di puluhan titik. Akan berbahaya jika terus kemasukan air. Kapal bisa karam di tengah Bengawan. Kini, kapal itu dipinggirkan dan rencananya bakal diperbaiki.

Perahu itu dulunya dibeli dari kawasan Mantingan. Kira-kira tiga tahun lalu. Perahu itu dibeli kondisi bekas. Kayunya tidak sekuat perahu tua. Karena, kayunya tak sekuat itu. Perahu itu dioperasikan menggunakan mesin.

Sekali jalan bisa memuat sampai puluhan orang. Kalau kendaraan saja, sekitar 20 motor. Panjang perahu sekitar 15 meter dengan lebar 2 meter.

Namun begitu, harapan warga desa setempat adalah jembatan permanen. Sehingga mereka tak perlu khawatir saat menyeberang. Baik ketika air surut maupun saat air meluap. Mereka juga bisa lewat kapan saja tanpa khawatir perahu beroperasi atau tidak.

Rohim, si operator perahu mengatakan jika dia dan warga lainnya memiliki harapan agar ada jembatan permanen. Semisal, dibuat jembatan gantung seperti yang sudah dibangun di Desa Karangbanyu pun tak masalah. “Yang penting bisa menyeberang,” katanya.

Selama ini, penghubung antar desa itu hanya perahu saja. Dan itu sudah sejak jaman Belanda. Perahunya gonta-ganti sesuai kondisi. Operator perahu harus orang yang berpengalaman, karena arus Bengawan Solo kadang biasa kadang deras, tergantung ketinggian air.

“Salah nyetel kecepatan saja, bisa gagal ke seberang. Bisa hanyut arus sungai,” kata Rohim.

Saat ini, warga hanya bisa membuat jembatan darurat. Dengan uang swadaya dan bambu seadanya. Mereka bekerja dengan sukarela meski dari lingkungan tetap menyumbang bagi para pekerja. Harapannya, kendaraan roda dua bisa menyeberang. “Meski resikonya kalau banjir ya pasti jembatan hilang, hanyut terbawa air,” katanya.

Baca Juga: Begini Pengakuan Bapak Asal Ngawi yang Hamili Anak Tirinya Hingga Melahirkan 

Sebelumnya diwartakan, Warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi membuat jembatan bambu untuk menyeberangi Bengawan Solo. Mereka membuat jembatan darurat karena perahu penyeberangan rusak sejak beberapa hari terakhir.

Perahu itu digunakan warga Dusun Sidolaju dan warga Desa Gembol Kecamatan Karanganyar untuk menuju pasar Sidolaju dan sekolah yang berada di Dusun Sidorejo.

Padahal, perahu itu jadi sarana agar bisa menyeberang ke dusun sebelah agar bisa ke sekolah, pasar, dan fasilitas umum lain. Sementara jembatan bambu dibangun, mereka harus memutar 8 kilometer hingga 10 kilometer.

Sidarta (38) warga Desa Gembol Kecamatan Karanganyar mengaku biasa menggunakan perahu untuk menyebrang menuju Pasar Sidolaju yang berada di Jalan Raya Ngawi-Solo. Cukup dekat, hanya satu kilometer jika perahu bisa digunakan.

“Tapi saat ini perahu ini rusak, banyak bocornya sehingga harus diperbaiki. Namun, perbaikan juga butuh waktu, sehingga masyarakat bikin jembatan bambu,” kata Sidarta saat ditemui di Sidolaju, Selasa (27/6/2023)

Pun, Rohim, operator perahu mengatakan jika kondisi perahu sudah tidak memungkinkan untuk menyeberang. Karena sudah bocor di mana-mana. Jika dipaksa digunakan terus, perahu bisa kandas.

“Ya kapasitasnya mencapai 20 motor, kalau orang ya bisa puluhan. Tapi, kondisi perahu ini sudah tak memungkinkan. Perlu direhab dulu. Sementara, warga harus bikin jembatan. Kira-kira panjangnya 50 meter lebih. Dengan lebar 2 meter. Pakai bambu dan ini swadaya masyarakat,” kata Rohim.

Diperkirakan, jembatan itu membutuhkan 3 truk bambu atau setara dengan 1.500 batang. Saat ini,sekitar 10 orang warga menggarap jembatan tersebut. Sekitar 10 hari dibutuhkan untuk menyelesaikan jembatan bambu.

“Resikonya kalau banjir ya pasti hilang. Ya semoga tidak ada banjir ya. Sehingga, masih bisa dilewati sementara perahunya diperbaiki,” pungkasnya. [fiq/ted]

 


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar