Gresik (beritajatim.com) – Mata Pardi (70) yang berprofesi sebagai petani di Desa Karangan, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, berkaca-kaca menyaksikan rumahnya hangus dilalap api. Dirinya, tidak menyangka rumah satu-satunya yang dihuni istrinya, anak dan menantunya tinggal puing-puing saat kejadian kebakaran.
“Saya hanya pasrah saja melihat rumah saya sudah hangus terbakar,” ujar Pardi sambil mengusap wajahnya, Jumat (27/01/2023).
Saat kejadian kebakaran yang menimpa rumahnya lanjut Pardi, dirinya bersama Ika (60) istrinya sedang berada di sawah. Sementara anak dan menantunya berangkat bekerja. Kondisi rumah kosong karena semua penghuninya berada diluar.
Menjelang siang hari tiba-tiba warga melihat ada kepulan asap hitam dari rumah Pardi. Spontan warga berusaha memadamkan api yang membesar itu dengan alat seadanya. Namun, api tetap saja terus membesar lalu melaporkan kejadian ini ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Kabupaten Gresik.
“Kejadiannya pukul 07.30 wib api berhasil dipadamkan sekitar pukul 10.55 wib. Penyebab kebakaran masih diselidiki, laporan yang masuk tidak ada korban jiwa,” ujar Kepala Damkarla Kabupaten Gresik, AH.Sinaga.
Sinaga menambahkan, cepatnya api menjalar karena struktur bangunan rumah yang terbakar terbuat dari kayu, dan bambu. Selain itu, jarak tempuh dari kantor damkarla ke lokasi kejadian cukup jauh.
“Kendala yang kami hadapi ada dua itu. Untuk itu, guna mempermudah agar cepat ke lokasi. Kami mengusulkan ada tempat pos khusus damkar di daerah Gresik Selatan,” imbuhnya.
Setelah berjibaku selama dua jam lanjut dia, petugas damkar berhasil memadamkan api. Ada 9 orang yang ditugaskan ke lokasi kejadian. Selain itu, petugas juga mengerahkan dua unit mobil damkar dan satu unit mobil suplai air. [dny/but]
Komentar