Jombang (beritajatim.com) – Rencana dibukanya lagi makam Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid untuk masyarakat umum, 1 November mendatang, menjadi angin segar bagi pelaku usaha kecil di sekitar wisata religi tersebut.
Mereka merespons positif rencana tersebut. Pasalnya sudah setahun lebih ekonomi di kawasan inti maupun kawasan penyangga wisata religi Makam Gus Dur lumpuh akibat Pandemi Covid-19. Dengan dibukanya kembali kawasan wisata religi itu, mereka berharap roda ekonomi kembali berputar.
Ketua Asosiasi Produsen Samiler Kayangan (ASPERA) Mardiansyah Triraharjo mengatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih untuk pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang yang telah membuka kembali makam Gus Dur. “Ini menjadi kabar gembira buat teman-teman pedagang oleh-oleh,” ujar Mardi, Jumat (29/10/2021).
Mardi mengungkapkan, sejak makam Gus Dur ditutup, omset produsen kerupuk samiler yang menjadi oleh-oleh khas Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, turun drastis. Bahkan bisa disebut hilang total. “Karena makam ditutup, lapak pedagang ikut tutup. Sehingga tidak ada permintaan barang dari PKL di makam Gus Dur,” lanjutnya.
Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, memang menjadi sentra produksi kerupuk samiler atau yang populer dengan sebutan opak. Desa ini masuk kawasan penyangga wisata religi makam Gus Dur, karena berada persis di sisi selatan makam. Produksi pangan olahan berbahan dasar singkong ini bergeliat di Kayangan sejak 30 tahun silam. “Terdapat 40 atap rumah produksi kerupuk samiler di desa ini,” imbuh Mardi.
Harga jual kerupuk samiler juga masih terjangkau, kisaran Rp 30 ribu per kilo. Dengan kembali dibuka, Mardi optimistis perekonomian di sekitar wisata religi makam Gus Dur akan bergeliat kembali. Namun karena makam sudah setahun lebih ditutup, pihaknya mendorong ada evaluasi terhadap sarana, prasarana, dan infrastruktur kawasan sekitar makam.
“Ini jadi kesempatan untuk menata kios-kios PKL, agar protokol kesehatan bisa berjalan maksimal. Apalagi di utara terminal ada kios pedagang yang dibangun pemerintah pusat, kondisinya mangkrak dan kumuh karena belum ditempati sama sekali. Ini harus jadi bahan evaluasi bersama,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, makam Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid akhirnya dibuka kembali pada 1 November mendatang. Hal ini diketahui melalui surat edaran Pondok Pesantren Tebuireng bernomor 1760/I/HM 00 01/PENG/X/2021 tertanggal 23 Oktober 2021.
Ditutupnya makam Gus Dur untuk umum, memang dilakukan Pondok Pesantren Tebuireng dengan alasan tak mau ambil risiko terjadi penyebaran Covid-19. Hal ini disebabkan letak makam Gus Dur berdampingan dengan asrama santri. [suf]
Komentar