Mojokerto (beritajatim.com) – Hasil panen budidaya lele di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Wahyu Lele 2 Magersari Mojokerto, tidak hanya dijual berupa ikan lele segar.
Namun juga ada olahan dari lele, seperti Lesgo akronim dari Lele Siap Goreng, kentucky, lemper isi lele, pastel isi lele serta olahan masakan lainnya.
“Untuk pengolahan ikan lele melibatkan ibu-ibu di Lingkungan Karanglo 1, bapak-bapaknya budidaya ikan lelenya. Kita ada tengkulak yang ambil hasil panen tapi kita menawarkan ke sejumlah rumah makan,” ungkap Ketua Pokdakan Wahyu Lele 2, Totok Winarno (46), Rabu (22/2/2023).

Seperti Lesgo akronim dari Lele Siap Goreng, kentucky, lemper isi lele, pastel isi lele serta olahan masakan lainnya. Seperti mangut lele dan rica-rica lele. Selain itu, ia mengaku pemasaran dilakukan juga secara online seperti facebook dan instagram untuk hasil olahan lele.
“Medsos hanya untuk penjualan oalah lele. Untuk harga satu kilogram lele segar di tengkulak Rp18.500, untuk tetangga harga Rp20.00/kg iIsi 8-10 ekor sesuai permintaan konsumen. Di sini permintaan isi 8-10 ekor. Kalau dikemas menjadi lele siap goreng (Lesgo) dijual Rp14 ribu untuk 1/2 kg,” jelasnya.
Baca Juga: Totok Winarno, Penggerak Kampung Lele di Kota Mojokerto
Lingkungan Karanglo I/32, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dicanangkan sebagai Kampung Lele. Ini lantaran Lingkungan Karanglo I/32 memiliki 42 bioflok (sistem budidaya ikan) yang dibudidayakan secara massif oleh warga dalam satu lingkungan sejak delapan bulan lalu.
Melalui budidaya lele tersebut, anggota bisa memperoleh keuntungan 50 persen dari modal dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga masing-masing anggota. Dengan anggota sebanyak 14 orang, kini Kampung Lele telah memiliki tengkulak yang siap menampung hasil panen lele yang dibudidayakan. [tin/ted]
Komentar