Pamekasan (beritajatim.com) – Ratusan massa menggelar aksi damai dalam rangka protes keras atas pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan politisi Swedia, Rasmus Paludan, di Gedung DPRD Pamekasan, Jl Kabupaten 107 Pamekasan, Senin (30/1/2023).
Aksi tersebut tidak lepas dari aksi pembakaran kitab suci umat Islam oleh salah satu pololitikus sayap kanan Denmark, Ramus Paludan, beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut menjadi pemicu aksi massa di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Pamekasan. Di mana dalam aksi tersebut melibatkan sejumlah komunitas berbeda.
Dari sejumlah kelompok tersebut, di antaranya Ikatan Keluarga Tahfidz Alumni Banyuanyar (IKTAB), Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB), Dewan Eksekutif Mahasiswa STAI Darul Ulum Banyuanyar, serta sejumlah komunitas maupun simpatisan pesantren lainnya.
“Apa yang dilecehkan ini tidak main-main, bukan orang tua kita, bukan pula organisasi kita, bukan pesantren kita. Tapi yang dilecehkan ini merupakan pedoman kita semua, al-Qur’an al-Karim, Kalamullah Rabb al-‘Alamin,” kata salah satu orator aksi, KH Abd Aziz.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memastikan aksi tersebut dilakukan murni berangkat dari nurani sebagai muslim. “Kita hadir kesini sebagai bentuk aksi nyata membela al-Qur’an pedoman kami, tidak ada unsur politik apapun,” tegasnya.
“Kita disini rela panas-panasan, rela meluangkan waktu karena kami cinta al-Qur’an. Siapapun yang menghinakan Al-Qur’an harus dihinakan, siapapun yang melawan al-Qur’an harus dilawan,” pungkasnya. [pin/beq]
Komentar