Peristiwa

Lintasi Jalur Berlumpur, Baznas Jombang Bakti Sosial di Wilayah Terpencil

Ketua Baznas Jombang Didin A. Sholahudin menyerahkan sembako gratis kepada warga yang selesai menjalani pemeriksaan kesehatannya

Jombang (beritajatim.com) – Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Jombang, Lembaga Dana Sosial (LDS) Roushon Fikr, dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) Surabaya menggelar bakti sosial (baksos) di Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Sabtu (11/6/2022).

Untuk menuju dusun tersebut bukan perkara mudah. Karena Dusun Kedungdendeng dapat digolongkan sebagai wilayah terdepan, terluar, dan terdalam atau lebih akrab sebutan 3T. Akses menuju ke sana suloit dijangkau. Karena harus menerobos kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani KPH Jombang. Selain itu kondisinya jalannya juga berlumpur. Hanya kendaraan yang dimodifikasi secara khusus bisa melintasi kawasan itu.

Perjalanan dimulai dari titik kumpul di Islamic Center, kawasan Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang. Setelah selesai berkoordinasi dan memastikan kesiapan barang bawaan, enam mobil rombongan bergegas menuju titik pertemuan pertama di Dusun Brangkal, Desa Jipurapah. Dibutuhkan waktu 45 menit hingga sampai lokasi tersebut.

Dari situlah jalur menuju lokasi terhadang lumpur. Sehingga rombongan harus turun. Begitu juga dengan barang bawaan. Sebanyak 35 orang peserta bakti sosial beserta barang bawaan berpindah ke dua jeep dan dua truk yang telah dimodifikasi khusus untuk medan offroad.

Kendaraan yang mengangkut rombongan Baznas Jombang melintasi jalan berlumpur

Jeep dan truk yang dibawa oleh rombongan harus berjalan seperti siput. Pelan dan hati-hati. Karena separuh roda kendaraan tersebut terbenam lumpur. Maklum saja, sehari sebelumnya hujan deras mengguyur kawasan Plandaan dan sekitarnya. Kendaraan yang mengangkut logistik serta relawan meliuk-liuk. Terkadang roda kendaraan hanya berputar, tanpa bergerak. Itu karena jalanan licin yang diakibatkan oleh hadangan lumpur.

Hampir 120 menit waktu dihabiskan berjalan rata-rata dengan kecepatan 20 km/jam menuju ke lokasi bakti sosial di SDN Jipurapah II Plandaan. Perjalanan berat itu terbayarkan oleh sambutan warga Dusun Kedungdendeng yang hangat. Mereka terseenyum ramah ketika mobil rombongan melintas. Tak jarang mereka juga melambaikan tangan sebagai ungkapan selamat datang. Semua semakin klop dengan sambutan kepala sekolah, guru, serta peserta didik SDN Jipurapah II Plandaan.

Membangun Harapan

Didin A. Sholahudin berdialog dengan sejumlah tokoh Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan.

Setibanya di lokasi bakti sosial, rombongan bergegas menempati posisinya masing-masing dan sebagian menurunkan barang bawaan. Diantaranya melakukan pemeriksaan kesehatan umum dan mata; kelas motivasi anak-anak; pengemasan sembako; serta dialog dengan tokoh Dusun Kedungdendeng.

Ketua Baznas Kabupaten Jombang, Didin A. Sholahudin mengatakan kegiatan bakti sosial semacam ini rutin digelar tiap sebulan sekali. Baznas Jombang sangat membuka lebar pintu sinergi dalam melangsungkan kebaikan ini di wilayah-wilayah membutuhkan.

“Ini adalah kesekian kalinya saya hadir di Desa Jipurapah. Namun sekarang adalah medan terganas yang harus saya lewati. Tak bisa dibayangkan bagaiamana pengajar maupun peserta didik berangkat ke sekolah. Demikian warga untuk mendapat pelayanan publik, tentunya tidak dapat berjalan secara maksimal. Semoga langkah kecil ini menjadi ikhtiar yang luar biasa untuk seluruh warga di sini,” ungkap Didin A. Sholahudin dalam sambutannya.

Dalam bakti sosial itu, banyak warga Dusun Kedungdendeng dan sekitarnya memeriksakan kesehatannya. Selain diberikan obat, sebagian juga direkomendasikan ke pengobatan rumah sakit untuk penangan lebih serius.

Dokter spesialis mata dari IKA Unair Jombang, dr. Mochammad Sjarifudhin, Sp.M, M.MR., C.MC setelah melakukan periksaan mengatakan, banyak ditemukan warga yang mengalami gangguan penglihatan akibat katarak. Menurutnya, dibutuhkan tindakan operasi kecil untuk menghilangkannya.

emeriksaan mata oleh IKA Unair Jombang.

Oleh sebab itu, pihaknya merekomendasikan pasien tersebut mendatangi sentra medis di pusat Kota Jombang. Sayangnya sebagian besar enggan untuk menjalani rekomendasi tersebut. Mereka memilih meminta obat saja untuk meringankan penyakitnya.

Mochammad Sjarifudhin menuturkan, warga Dusun Kedungdendeng masih ada keraguan yang besar akibat mendengar kata ‘operasi’. Bisa juga lantaran aksesnya yang cukup sukar bagi mereka yang rata-rata sudah berusia senja. “Sehingga tidak semata hanya proses penyembuhan saja yang perlu ditangani, melainkan juga edukasi seputar kesehatan agar lebih terbuka,” ujarnya.

Selain masalah kesehatan, persoalan pendidikan juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi wilayah di ujung Barat Kabupaten Jombang ini. Kebanyakan selepas menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar, memilih melanjutkan ke wilayah tetangga seperti Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro karena berbatasan langsung. Dengan pertimbangan lebih dekat dengan jangkauan yang jauh lebih mudah.

Kepala SDN Jipurapah II Plandaan, Suprabdi Santoso, S.Pd.SD. membenarkan kondisi tersebut. Bahkan banyak pula yang memilih putus sekolah dan membantu bekerja sebagai petani. Daripada harus bersusah payah menjangkau lembaga pendidikan yang cukup jauh.

“Dapat dipastikan anak-anak disini langsung menginjakan pendidikan formalnya di SD. Untuk satuan pendidikan setingkat KB maupun TK tak ada. Jadi langsung mengawali ke SD. Sebaliknya jika ada yang ingin melanjutkan pendidikan, maka banyak memilih ke wilayah tetangga atau mondok di Jombang,” tegas Suprabdi Santoso.

Murid SD menerima bantuan sepatu baru

Sementara untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya baik setingkat SMA Sederajat maupun perguruan tinggi dapat dihitung dengan jari. Kembali masalah akses jalan yang berat dan biaya pun masih menjadi pertimbangan mendasar.

Mendapati pengakuan seperti itu, Didin A. Sholahudin bersedia membantu jikalau ada peserta didik dari Desa Jipurapah yang ingin melanjutkan pendidikannya setingkat SMP, SMA, bahkan hingga perguruan tinggi. Semua biaya gratis, asalkan mau serius menjalankannya dan masuk ke dalam pondok pesantren.

Gus Didin, sapaan akrabnya, mengakui, banyak sekali pondok pesantren hingga perguruan tinggi menawarkan sinergi kebaikan di bidang pendidikan. Ini merupakan peluang berharga sebagai pondasi awal untuk berharap generasi dari Desa Jipurapah meraih peningkatan taraf hidup yang lebih baik melalui pendidikan.

Acara bakti sosial ini juga diselingi aneka permainan yang menghibur bagi peserta didik oleh LDS Roushon Fikr Jombang. Kemudian diberikan sejumlah hadiah untuk yang beruntung. Tak lupa peserta didik juga mendapatkan sepatu gratis sebanyak 32 pasang. Sedangkan untuk warga, setelah pemeriksaan diberi sembako sejumlah 155 paket. Sedangkan bagi 19 guru mendapat santunan dari Baznas Kabupaten Jombang. [suf]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar