Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan terbilang sangat kreatif. Pasalnya, hampir semua perangkat desanya bisa menjahit.
Dengan kreatifitas tersebut, Desa Tejoasri tampak begitu semarak saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI). Sebagian besar bendera, spanduk, umbul-umbul dan lainnya yang terpasang pun merupakan hasil kreatifitas dari perangkat desa setempat.
Yusuf Bachtiar, Kepala Desa Tejoasri mengatakan bahwa pemasangan bendera hasil kreatifitas itu sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan dari para perangkat desa yang memiliki keahlian yang sama, yakni menjahit.
Baca Juga: Soroti Partisipasi Perempuan Pemilu 2024, Doktor UGM: Strategi Elektoral Caleg Perlu Banyak Dukungan
“Awalnya ada imbauan dari Kecamatan, mulai tanggal 1 Agustus kemarin, semua desa agar memasang bendera, umbul-umbul, spanduk dan lainnya yang berhubungan dengan HUT ke-78 RI,” kata Yusuf, Minggu (13/8/2023).
“Lalu waktu itu iseng-iseng, ngobrol, siapa teman yang bisa menjahit, ternyata para perangkat desa sendiri banyak yang menawarkan diri, karena hampir semuanya bisa menjahit,” imbuhnya.
Dari ketidaksengajaan itulah, tutur Yusuf, akhirnya pihak pemerintah desa membeli kain atau bahan bendera untuk dijahit sedemikian rupa guna menyemarakkan bulan kemerdekaan ini.
“Kami membeli bahan bendera, kemudian dijahit dijadikan bendera dengan bentuk yang bermacam-macam, lalu dipasang di sudut-sudut balai desa dan di penjuru desa, untuk menyemarakkan HUT ke-78 RI,” terangnya.
Baca Juga: Wabup Blitar Ancaman Mundur dari Jabatan, Buntut Dugaan Kasus Pungli
Ke depan, Yusuf menuturkan, dengan kemampuan menjahit yang dimiliki oleh para perangkat desa ini, nantinya bisa menjadikan Desa Tejoasri semakin kreatif dan unggul.
Tentunya, tegas Yusuf, penyaluran kreatifitas tersebut dilakukan dengan tetap memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat desa, sehingga tidak mengganggu waktu kerja atau aktifitas di kantor desa.
“Semoga bisa semakin berkreasi. Bagi kami ini luar biasa, karena selain bisa melakukan pelayanan kepada masyarakat, para perangkat juga bisa menyempatkan diri untuk hal-hal positif lainnya, tanpa mengganggu waktu kerja atau pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya.
Baca Juga: Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku Pembunuhan Istri di Simo Gunung Barat?
Sementara itu, Sanuri, Kasun Tejo Asri menyampaikan bahwa pihaknya tidak merasa direpotkan saat menjahit bendera merah putih. Bagi dirinya, menjahit bendera untuk menyemarakkan kemerdekaan ini suatu kebanggaan tersendiri.
“Kami menjahit bendera dari kain atau bahan yang dibeli. Kami juga memanfaatkan kain bendera tahun 2022 lalu, untuk kami jahit ulang agar bisa dipakai kembali,” ujar Sanuri.
Sanuri mengaku, sudah ada puluhan bendera hasil jahitan dari para perangkat desa yang sudah terpasang di berbagai sudut Desa Tejoasri. Bahkan, ada bendera merah putih buatan perangkat desa yang memiliki panjang hingga ratusan meter.
Baca Juga: Mesin Waktu di Atas Tebing pada Sebuah Akhir Pekan di Jember
“Daripada dibawa ke tukang jahit mending dijahit sendir, karena perangkat desa di sini rata-rata bisa menjahit. Bendera dan umbul-umbul itu dipasang di dusun dan sudut-sudut desa. Sudah ada puluhan bendera yang kami buat, juga ada yang panjangnya hingga ratusan meter, dipakai saat lomba perahu,” pungkasnya. [riq/ian]
Komentar