Mojokerto (beritajatim.com) – Lingkungan Karanglo I/32, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dicanangkan sebagai Kampung Lele. Ini lantaran Lingkungan Karanglo I/32 memiliki 40 bioflok (sistem budidaya ikan) secara massif oleh warga dalam satu lingkungan.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengunjungi Pokdakan (Kelompok Budidaya Ikan Lele) ‘Wahyu Lele 2’. “Lingkungan Karanglo ditetapkan sebagai Kampung Lele. Karena disini sudah ada 40 bioflok yang dibudidayakan secara massif oleh warga dalam satu lingkungan,” ungkapnya.
Ke depan, Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini akan mengintegrasikan Kampung Lele dengan kelompok budidaya maggot. Ini lantaran, tegas orang nomor satu di Lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini, budidaya maggot akan dilakukan secara massif di 18 kelurahan se-Kota Mojokerto.
“Ke depan saya berharap akan ada banyak masyarakat dari berbagai daerah yang membutuhkan ikan lele bisa datang di kampung lele Karanglo. Ada banyak produk hasil olahan dari Kampung Lele, ada lele yang sudah dimarinasin, ada lele yang siap digoreng dan olahan lele lainnya,” harapnya.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Mojokerto, Mochammad Hekamarta Fanani mendukung penuh atas pencanangan lingkungan Karanglo sebagai kampung lele. “Kita support penuh dan akan kita dampingi, ke depan juga akan kita sinergikan dengan budidaya-budidaya yang lain untuk saling berkolaborasi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pokdakan Wahyu Lele 2, Totok Winarno mengatakan, melalui budidaya lele tersebut bisa memperoleh keuntungan 50 persen dari modal dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga masing-masing anggota. “Budidaya lele ini sudah berdiri dari delapan bulan yang lalu, sudah panen tiga kali,” jelasnya.
Totok menjelaskan, jika keuntungannya hampir 50 persen dari modal awal sehingga cukup untuk menambah kebutuhan keluarga. Di Pokdakan Wahyu Lele 2 terdapat 14 anggota dan memiliki 42 kolam bioflok serta telah memiliki tengkulak yang siap menampung hasil panen lele yang dibudidaya.
“Untuk penjualan tidak ada kendala, kita sudah memiliki tengkulak sendiri, budidayanya juga mudah. Dan keuntungannya hampir 50 persen dari modal sehingga dengan budidaya lele ini masyarakat di Lingkungan Karanglo sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” tegasnya. [tin/beq]
Komentar