Banyuwangi (beritajatim.com) – Sumirah, Warga Kecamatan Muncar masih terus menangis menanti kabar suaminya Poniman yang menjadi salah seorang penumpang KM Mutiara Timur I yang terbakar di Perairan Karangasem, Bali.
Dia menyebut, suaminya berangkat dari Banyuwangi menuju Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok untuk pergi kerja pada 06.48 WIB. Namun, sekitar sore mendapatkan kabar jika kapal yang ditumpanginya terbakar.
Keluarga khawatir, hingga harus menyusul pergi ke Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi untuk memeriksa dan mencari tahu keadaan suaminya itu.
“Suami saya pergi ke Lombok untuk kerja di proyek, proyek Mandalika,” katanya.
Keluarga Poniman merupakan satu di antara ratusan keluarga yang mengharap cemas keberadaan keluarganya itu.
Sebelumnya, sebuah Kapal Motor (KM) Mutiara Timur 1, milik PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) jurusan Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, tujuan Gili Mas, Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat terbakar di perairan sekitar Karangasem, Bali.
Kapal Tol Laut itu berangkat dari Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi 06.48 WIB.
Hingga kini, pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas 3 Tanjungwangi, Banyuwangi masih melakukan pendataan jumlah manifest penumpang.
“Jumlah penumpang kapal sebanyak 236 penumpang, 235 penumpang dewasa dan satu bayi dan 25 ABK, sehingga total sebanyak 261 orang,” Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan Dan Patroli KSOP Klas 3 Tanjungwangi, Widodo, Rabu (16/11/2022).
KM Mutiara Timur 1 juga mengangkut kendaraan roda dan mobil penumpang sebanyak dua unit, truk sedang 16 unit, truk besar 69 dan truk tronton 27 unit.
“Estimasi lama perjalanan dari Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi ke Pelabuhan Gili Mas, Lembar, selama 11 hingga 12 jam,” katanya.
Rencananya, pasca evakuasi korban selamat akan dibawa ke Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Hingga saat ini, proses evakuasi terus berlangsung dan menanti kedatangan korban selamat. (rin/ted)
Komentar