Pasuruan (beritajatim.com) – Kebakaran pasar Gondanglegi pada Kamis (30/3/2023) sekitar pukul 01.00 WIB membuat dua Wakil Ketua DPRD Kabupaten turun kelapangan. Keduanya yakni Rusdi Sutejo dan juga Andri Wahyudi.
Dalam sidaknya, kedua wakil rakyat ini mendengar keluhan dari pedagang yang lapaknya terbakar. Salah satu pedagang yang juga merupakan koordinator pasar, Dudung mengatakan bahwa dirinya dan pedagang lain ingin pasar dibangun kembali.
“Inginnya ya dibangun kembali, kalau dipindah kami tidak sanggup. Ditambah lagi di sana sangat sepi gak ada pembeli, beda dengan yang disini, kalau disini ramai,” kata Dudung, Jumat (31/3/2023).

Dudung juga menambahkan bahwa sebelumnya pernah pindah di pasar yang sudah ditentukan Pemkab. Namun tidal ada hasilnya, melainkan dirinya malah merugi karena harus membayar sewa setiap bulannya.
BACA JUGA:
Pasar Gondanglegi Terbakar, Camat: Bukan Pasar Desa
Menanggapi hal tersebut, Andri Wahyudi mengatakan bahwa ini merupakan cobaan dalam bulan suci Ramadhan. Dirinya akan melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum terkait batas waktu lapak pedagang sudah boleh dipakai berjualan.
“Kan ini disisi kanan kiri masih ada lapak yang kosong, silakan dipergunakan, setidaknya bisa berjualan. Lalu setelahnya kita akan melakukan rapat dan mengundang dinas terkait,” kata Andri yang juga politisi PDI Perjuangan.
Rusdi Sutejo menambahkan bahwa dirinya berharap agar warga bisa kembali berjualan. Terbakarnya pasar Gondanglegi ini, menurutnya, tidak ada unsur kesengajaan.
BACA JUGA:
Si Jago Merah Lalap Kios di Pasar Gondanglegi Pasuruan
“Kita akan mencari solusi dan akan kita lakukan rapat bersama dinas terkait. Minimal saat ini sisa kebakaran bisa disisikan dari dinas terkait agar pedagang bisa berjualan,” sambung Rusdi.
Diketahui sebelumnya pasar Gondanglegi yang terletak di Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan terbakar. Ada 25 kios pedagang yang ludes dilalap si jago merah.
Pasar dengan luas kurang lebih 1000 meter persegi ini sudah lama menjadi tempat warga untuk mencari sesuap nasi. Namun saat ini pedagang sebanyak 125 orang itu masih menunggu kejelasan nasib. [ada/but]
Komentar