Peristiwa

Disparbud Gresik dan Polisi Datangi Wisata Bajak Laut yang Menelan Korban

Anggota Polsek Bungah, Gresik sedang memasang garis polisi di kolam renang wisata bajak laut

Gresik (beritajatim.com)- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik dan aparat Kepolisian Sektor Bungah mendatangi obyek Wisata Bajak Laut yang berlokasi di Desa Masangan, Kecamatan Bungah. Hal itu menyusul adanya bocah TK asal Bojonegoro yang meninggal di lokasi tersebut.

Kepala Disparbud Gresik Rudy Sutaji membenarkan timnya bersama aparat kepolisian datang ke lokasi guna mencari tahu penyebab bocah yang tewas tenggelam di wisata Bajak Laut. “Ada tiga orang yang berangkat ke obyek Wisata Bajak Laut di Desa Masangan, Kecamatan Bungah, Gresik,” tuturnya, Kamis (21/10/2021).

Seperti diberitakan, kedua bocah yang masih duduk dibangku Taman Kanak-Kanak (TK) adalah PN dan AD mengalami luka di kolam renang dengan kedalaman 40 centimeter. Tepatnya, ditempat perosotan gurita warna biru. Kedua bocah TK asal Kepuhbaru Bojonegoro itu, tenggelam sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke RS Mabarrot Bungah, PN meninggal dunia. Sedangkan AD harus dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan karena banyak menelan air. “Kami belum bisa memastikan apakah kematian korban karena faktor wahana wisata di lokasi kejadian atau human error. Nanti lihat laporannya dulu,” ujar Rudi Sutaji.

Setelah kejadian, petugas dari Polsek Bungah langsung mendatangi lokasi kejadian. Air kolam renang tersebut dalam kondisi ‘butek’ atau keruh. Polisi melakukan olah TKP. Menggali keterangan dari saksi yang berada di lokasi kejadian. Kemudian saksi menunjukkan lokasi musibah merenggut korban jiwa. “Lokasinya di kolam renang depan perosotan,” kata Kapolsek Bungah AKP Sujiran.

Saat ini, lokasi Wisata Bajak Laut sudah dipasang garis polisi termasuk kolam renang anak-anak. Sujiran mengatakan, terkait dengan kejadian ini, pihak keluarga korban membuat surat pernyataan menerima kematian anaknya sebagai musibah. Pernyataan itu mengetahui kepala desa Cengkir, Kecamatan Kepuhbaru, Kabupaten Bojonegoro.

Sementara itu, pengelola Wisata Bajak Laut Zainudin mengaku tidak mengetahui pasti peristiwa itu. Pasalnya, saat kejadian dirinya tidak berada di lokasi. Dia berdalih kematian korban bukan karena tenggelam. “Mungkin saja terpleset. Ini karena air di kolam anak hanya setinggi 40 centimeter,” pungkasnya. [dny/suf]

Apa Reaksi Anda?

Komentar