Magetan (beritajatim.com) – Seorang pria yang lama menderita tuberkulosis (TBC) memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri di rumahnya di Desa Karangsono Kecamatan Barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (12/01/2023)
Adalah Bambang Agus Cahyono (42), seorang penderita tuberkulosis. Dia depresi karena penyakitnya tak kunjung bisa sembuh hingga memilih gantung diri di rumah bagian belakang.
Kasi Humas Polres Magetan AKP Budi Kuncahyo mengungkapkan, kejadian itu diketahui pertama oleh Langgeng (31) yang merupakan adik ipar korban.
Saat hendak wudhu untuk sholat subuh, Langgeng sudah melihat kakaknya meninggal dunia dengan posisi tergantung menggunakan tali tambang plastik warna biru.
Langgeng memanggil istrinya Reni Wulandari (31). Keduanya mencoba menurunkan korban, lalu memanggil Bhabinkamtibmas desa setempat dan berlanjut sampai petugas Polsek Barat mendatangi lokasi kejadian.
“Dari hasil pemeriksaan polisi di tempat kejadian perkara (TKP) dan visum, korban menggunakan tali tambang plastik untuk gantung diri. Kemudian, di tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan. Diketahui, korban ini salah satu pasien TBC di Puskesmas Tebon,” kata Budi pada beritajatim.com, Kamis (12/1/2023).
Budi menyebut menurut keterangan saksi Reni Wulandari selaku adik korban, kakaknya mengidap penyakit TBC. Sebelum meninggal sedang dalam pengobatan dan tidak kunjung sembuh.
“Diduga itu jadi alasan korban untuk memilih bunuh diri,” lanjutnya.
Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dengan surat pernyataan yang ditandatangani ahli waris dan Kades Karangsono. Selanjutnya korban diserahkan kepada pihak keluarga oleh Kapolsek Barat untuk dimakamkan secara adat.
Keluarga membuat Surat permohonan kepada Kapolres Magetan untuk tidak dilakukan otopsi. Keluarga sudah ikhlas. [fiq/beq]
Informasi ini tidak disampaikan dengan tujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Jika Kamu butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Kamu melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.
Komentar