Peristiwa

Cerita Sriani dan Sriamah di Kantor Desa Kepatihan Jombang

Warga Desa Kepatihan Jombang saat menerima bantuan pangan dari Tim Penggerak PKK setempat, Rabu (13/10/2021)

Jombang (beritajatim.com) – Sejumlah ibu-ibu datang secara bergelombang ke Kantor Desa Kepatihan, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Rabu (13/10/2021). Ada yang jalan kaki, ada pula yang datang dengan diantar oleh anaknya mengendarai sepeda motor.

Wajah mereka tergurat keceriaan. Mereka kemudian menyerahkan selembar surat undangan, meneken tanda tangan sebagai bukti kehadiran, lalu duduk di kursi yang sudah disiapkan. Semuanya berlangsung tertib. Para undangan itu juga mematuhi protokol kesehatan. Mengenakan masker, mencuci tangan, serta duduk berjarak.

Sejurus kemudian, Kepala Desa (Kades) Kepatihan Erwin Pribadi muncul di hadapan undangan. Dia memberikan sambutan yang berisi penjelasan tentang acara itu. Juga memberikan pesan-pesan untuk warga agar tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan meski kasus Covid-19 makin melandai.

Pidato Kades tidak kurang dari 15 menit. Sambutan pun selesai. Ibu-ibu kemudian keluar dari aula yang ada di Kantor Desa Kepatihan. Di depan pintu keluar, sejumlah perangkat desa langsung menyambut. Petugas menyerahkan bingkisan yang dikemas dalam plastik warna putih. Meski bingkisan itu lumayan berat, namun langkah ibu-ibu ketika meninggalkan kantor desa terasa ringan.

Bingkisan dalam plastik itu adalah paket sembako. Rinciannya, telur, ayam beku, ikan lele, sayuran, tempe, minyak goreng, bumbu racik, serta gula pasir. Tentu saja, bingkisan itu sangat bermanfaat bagi warga di tengah situasi pandemi ini. Bantuan tersebut merupakan inovasi yang dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Desa Kepatihan.

Adalah Sriani (58), salah satu warga yang menerima bingkisan itu. Sriani tak henti berucap syukur usai menerima bantuan. “Alhamdulillah, bantuan ini sangat berarti bagi kami. Karena selama pandemi penghasilan suami saya turun drastis,” kata ibu lima anak ini.

Sriani berkisah, selama ini suaminya berjualan gado-gado di depan RSUD Jombang. Namun semenjak pandemi, pedagang kaki lima (PKL) ini sangat terpukul. Itu karena dagangannya sepi pembeli. Sudah begitu, Pemkab Jombang juga melarang PKL berjualan di depan rumah sakit.

Pasalnya, Pemkab merevitalisasi trotoar di jalur tersebut. Trotoar yang dulunya aspal, kini disulap berlantai keramik. Namun konsekuensinya, seluruh PKL tak dibolehkan lagi berjualan di lokasi itu. Mereka kemudian direlokasi ke samping rumah sakit atau belakang Radio Suara Jombang. “Karena letaknya di belakang, tidak ada lagi pembeli. Jualan semakin sepi,” kata Sriani.

Melihat kondisi itu, Sriani tak tinggal diam. Dia memutar otak agar dapur rumahnya tetap ngebul. Istri dari M Sarip ini kemudian membuat terobosan baru. Dia membikin sate usus dan sate ampela. Agar cepat laku, dua camilan itu dititipka di sejumlah warung. Walhasil, upaya itu bisa membantu perekonomian keluarga.

“Ini sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Karena pandemi, jualan menjadi sepi. Makanya, bantuan dari desa (Kepatihan) ini sangat bermanfaat bagi kami. Saya mengucapkan terima kasih,” kata Sriani ketika ditemui di depan kantor Desa Kepatihan.

Sriamah menunjukkan bantuan pangan dari PKK Desa Kepatihan Jombang, Rabu (13/10/2021)

Hal senada juga diungkapkan Sriamah (70), warga lainnya yang juga menerima bantuan. Selama ini Sriamah hidup seorang diri. Suaminya sudah meninggal pada tahun 1990-an, sedangkan anak semata wayangnya menetap di Banyuwangi karena mengikuti sang suami.

Untuk menyambung hidup, Sriamah berjualan tahun lontong di rumahnya. Namun lagi-lagi, semenjak pandemi Covid-19, warung Sriamah sepi pembeli. Namun demikian, nenek satu cucu ini tidak patah arang. Dia tetap setia dengan warungnya. “Laku satu, dua, hingga tiga piring dalam sehari tidak masalah, tetap saya syukuri” katanya.

Oleh sebab itu, senyum Sriamah langsung mengembang ketika mendapatkan undangan dari Pemdes Kepatihan guna mengambil bantuan di kantor desa. Karena dengan bantuan tersebut, dalam beberapa hari dirinya tidak perlu lagi belanja kebutuhan. “Bantuannya lengkap. Ada telur, ayam, lele, minyak goreng, gula pasir, dan lain-lain. Nanti langsung dimasak,” kata Sriamah yang mengenakan daster bermotif batik ini.

Meningkatkan Gizi, Memulihkan Ekonomi

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kepatihan Farida Hidayati saat memberikan sambutan

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kepatihan Farida Hidayati juga hadir di acara penyerahan bantuan itu. Dia sibuk bersama panitia. Mulai menata bantuan, mengecek data penerima, hingga menyerahkan bantuan itu. Farida berharap, program tersebut bisa meringankan beban warganya.

Secara garis besar, menurut Farida, bantuan tersebut menyasar dua target. Yakni, untuk meningkatkan gizi keluarga dan memulihkan ekonomi warga. Ibarat kata, sekali dayung dua pulau terlampaui. Itu karena telur yang dibagikan tersebut dibeli dari peternak yang ada di Kepatihan. Setali tiga uang dengan ikan lele, tempe, serta sayuran.

“Kita ketahui bersama, kondisi peternak sedang terpuruk. Melalui program ini kita lakukan pembelian. Sehingga perekonomian mereka bisa bergerak. Hasil pembelian itu kemudian kita bagikan kepada warga pra sejahtera di Desa Kepatihan. Jadi bisa saling membantu. Pemenuhan gizi keluarga tercukupi. Juga untuk membantu perekonomian mereka,” kata Farida.

Istri dari Kades Erwin Pribadi ini menambahkan, program bantuan sembako ini terhitung inovasi baru di Desa kepatihan. Sebelumnya, kegitan PKK hanya berkutat pada sosialisasi dan pelatihan untuk ibu-ibu. Semisal, pelatihan bertanam hidroponik dan pelatihan bank sampah.

Namun selama pandemi ini kondisi berubah, karena perekonomian warga kembang kempis. Banyak warga yang terdampak. Berangkat dari kondisi tersebut, dilakukan refocusing anggaran. “Sehingga tahun ini PKK tidak lagi menggelar pelatihan. Kita alihkan program pemberian bantuan pangan. Anggarannya bersumber dari DD (Dana Desa) 2021,” ujarnya.

Berapa warga yang mendapatkan bantuan ini? Farida menjelaskan, penerima program tersebut sebanyak 500 orang. Mereka merupakan warga Kepatihan yang tidak masuk dalam PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Agar tidak terjadi kerumunan, bantuan tersebut diserahkan secara bergelombang selama dua hari.

“Semoga program yang digelar Tim Penggerak PKK Desa Kepatihan ini bisa meningkatkan gizi keluarga. Karena jika gizi terpenuhi, maka imunitas mereka juga meningkat. Selain itu juga bisa memulihkan perekonomian warga yang selama ini terdampak pandemi,” pungkasnya. [suf]



Apa Reaksi Anda?

Komentar