Magetan (beritajatim.com) – Tindakan pencegahan untuk menghadapi bencana musim kemarau tak hanya dilakukan di daerah yang rawan kekeringan namun juga rawan kebakaran hutan.
Suparman, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Magetan menyebut kalau selama dua tahun terakhir, kebakaran hutan melanda Magetan. Baik di Gunung Lawu, maupun Gunung Bancak dan Gunung Bungkuk.
”Semuanya berbahaya karena kebanyakan melanda dekat pemukiman warga atau bisa menjalar ke jalur pendakian,” terang Kalaksa BPBD Magetan Ari Budi Santosa, Selasa (31/8/2021).
Ari mengungkap kawasan hutan jati di Kecamatan Kawedanan dan Parang termasuk di wilayah yang rawan kebakaran hutan. Termasuk seluruh wilayah Kecamatan Parang yang dekat dengan Gunung Bungkuk.
Selain itu ada juga Kecamatan Lembeyan dan Kawedanan yang dekat dengan Gunung Bancak. Termasuk juga wilayah Plaosan dan Panekan yang dekat dengan Gunung Lawu. ‘’Karena termasuk kawasan hutan rakyat dan juga hutan negara,’’ katanya.
Terhitung sudah tiga kali Gunung Bungkuk di Kecamatan Parang terbakar pada tahun 2019 lalu. Bahkan, kawasan tersebut termasuk dalam daftar rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kawasan hutan rakyat yang didominasi pohon jati itu cukup kerap terbakar bahkan tahun lalu. Kasusnya cukup sama tiap tahunnya.
”Karena dugaan ada kesengajaan dari pihak masyarakat setempat untuk menggunakan pupuk dari abu daun jati yang kering,” katanya,
Dia menyebut untuk kawasan Gunung Bancak pun memiliki kasus yang sama dengan Gunung Bungkuk. Kawasan hutan rakyat di Gunung Bancak pun kerap jadi sasaran warga yang memiliki paham pemupukan dengan abu daun jati.
Akibatnya, beberapa hektar hutan jati jadi korban. Utamanya pohon pohon yang berumur di bawah dua tahun. ‘’Lokasi hutan rakyat di Gunung Bancak ini mayoritas dekat pemukiman warga, bahkan dulu ada yang kandang ayamnya ikut terbakar, ayamnya juga turut hangus,’’ katanya.
Pihaknya juga memantau daerah Plaosan, Poncol, dan Panekan dan sosialisasi pada masyarakat terkait pencegahan kebakaran hutan. Tahun lalu sempat terjadi kebakaran hutan yang menghanguskan 15 hektar hutan produksi masuk RPH Bedagung, Desa Bedagung, panekan, magetan. Saat itu, kondisi cuaca tidak mendukung untuk proses pemadaman, sehingga kebakaran terus terjadi sampai empat hari kemudian.
”Utamanya daerah gunung Lawu, yang kami harapkan jangan sampai ada kebakaran hutan lagi. Meski tidak tiap tahun terjadi, kemungkinannya tetap ada saat kemarau,” katanya.
Selain sosialisasi pada warga terkait pentingnya mengawasi perapian, pihaknya juga memberikan pemahaman pada warga untuk melakukan penanganan ketika melihat api mulai menjalar di kawasan lahan. Pun, kalau dirasa tidak mampu memadamkan secara mandiri, hendaknya segera melapor pada petugas. ”Tentunya untuk penyebab kebakaran penindakannya kami serahkan pada pihak berwajib,” ungkapnya. (fiq/ted)
Komentar