Gresik (beritajatim.com) – Imbas meluapnya Kali Lamong saat musim hujan menjadi momok tersendiri bagi masyarakat Gresik selatan. Pasalnya, saat curah hujan tinggi warga di daerah tersebut kerap kali diterjang banjir. Sementara normalisasi Kali Lamong sepanjang 64 kilometer, dan pembuatan tanggul belum semuanya tuntas.
Untuk mengantisipasi agar banjir tidak meluap. Pemkab Gresik menyiapkan dana Rp 7 miliar untuk pembebasan lahan pembuatan kolam retensi.
“Kolam tersebut nantinya dipakai untuk menampung air banjir. Lahan yang disediakan 9 hektar harapannya luapan banjir bisa diminimalisir. Kemudian airnya bisa digunakan untuk irigasi pertanian,” ujar Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik Yuson Lawupa Malvi, Senin (6/03/2023).
Masih menurut Yuson, sasaran untuk pembebasan lahan itu berada di Desa Tambakberas, Cerme. Untuk proyek kolam retensi itu baru akan direalisasikan pada tahun 2024 mendatang, sebab di tahun 2023 ini pemerintah daerah baru akan membebaskan lahannya.
Sebelumnya, Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) menegaskan apabila normalisasi Kali Lamong akan terus dilanjutkan. Kali Lamong yang melintasi Kecamatan Balongpanggang, Cerme, Kedamean dan Menganti akan dikeruk lagi tahun ini. Hal dilakukan sekaligus untuk menginventarisir anak sungai Kali Lamong
Kemudian untuk kolam retensi lanjut dia, akan dikonsep menampung volume air ketika debit mencapai maksimum sungai. Kemudian secara perlahan akan mengalir kembali ke sungai ketika debit di sungai sudah kembali normal.
Secara spesifik kolam retensi akan menyerap besarnya puncak banjir yang ada di sungai. Sehingga, potensi overtopping yang mengakibatkan tanggul dan luapan sungai bisa tereduksi. Kolam retensi akan dibangun 5 hektare dengan kedalaman 4 meter. Sehingga nantinya mampu menampung 200 ribu meter kubik air.
“Adanya pengerukan Kali Lamong dan tiga kolam retensi penampung air ini, setidaknya bisa mengendalikan banjir saat musim hujan,” pungkas Gus Yani. [dny/but]
Komentar