Peristiwa

2 Anak Meninggal Kecelakaan, Panitia Kejuaraan Paralayang Magetan Diduga Lalai

Kondisi motor matic milik Sutrisno usai terlibat kecelakaan tunggal di jalan turunan arah ke venue Kejuaraan Paralayang Gunung Blego, Sabtu (6/8/2022)

Magetan (beritajatim.com) – Dua anak meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di jalan menurun dekat venue Kejuaraan Paralayang, Gunung Blego, Desa Trosono, Parang, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (6/8/2022). Diduga, selain karena rem blong, panitia di lokasi kurang memberikan papan peringatan pada pengguna jalan. Terlebih, di lokasi jalan menurun.

Kepala Desa Trosono, Sumono menjelaskan pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin dan sudah berkoordinasi pada panitia. Jalan menurun sekitar 2,1 kilometer, dan turunan paling parah yakni 500 meter menuju Jalan Raya Trosono. Karena itu, pihak panitia memasang peringatan agar pengguna motor matic berhenti sejenak di sejumlah pos di sepanjang jalan.

“Sudah kami upayakan, di tikungan-tikungan sudah ada peringatan. Ada pos di atas yang jaga. Segala sesuatunya kami sudah berusaha maksimal. Tapi, untuk hal-hal yang tidak kita inginkan dan terjadi itu ya jadi bahan introspeksi kami,” kata Sumono, Sabtu (6/8/2022).

Sumono mengaku belum tahu pasti soal kejadian, namun sejauh informasi yang dia himpun dari warga di sekitar lokasi, tak ada orang yang berani menghentikan laju motor Sutrisno dengan tiga penumpangnya yang mengalami rem blong. Hingga akhirnya berakhir menabrak molen warga di Jalan Raya Parang Poncol hingga dua anak meninggal dunia.

“Kami sudah tidak bisa menghadang, kecepatan sudah sangat tinggi, kemudian membentur sesuatu. Saya dapat kabar waktu masih di atas menuju Polsek kemudian ke Puskesmas Parang. Kami sudah koordinasi dan ketemu keluarga korban,” lanjut Sumono.

Untuk diketahui, dua bocah usia 7 tahun dan 2 tahun meninggal dunia usai terlibat kecelakaan tunggal di jalan menuju venue kejuaraan paralayang di Desa Trosono, Parang, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (6/8/2022).

Kejadian itu bermula saat Sutrisno (36) bersama anaknya AA (7), kedua warga Desa Nglopang, Parang, itu menonton paralayang tingkat nasional di Gunung Blego, Desa Trosono. Sutrisno menggunakan Honda Vario merah nopol AE 2281 QP.

Saat selesai, dia pun turut membonceng kakaknya (sebelumnya ditulis adiknya) Sulastri (42) bersama anak Sulastri yakni SA (2). Saat meninggalkan lokasi paralayang, jalan menurun membuat diduga rem blong. Naasnya, di depan turunan itu ada molen yang digunakan untuk pekerjaan membangun rumah warga. Akhirnya, Sutrisno dan penumpangnya menabrak molen tersebut.

Akibat kecelakaan itu, dua anak tewas di lokasi kejadian, Sutrisno luka serius di kepala dan dilarikan ke RSUD dr Sayidiman, sedangkan saudara perempuannya Sulastri mengalami luka ringan dan dirawat di Puskesmas Parang. [fiq/suf]

Apa Reaksi Anda?

Komentar