Pendidikan & Kesehatan

UM Kembali Kukuhkan 5 Guru Besar, Salah Satunya Bahas Strategi Pembelajaran Kearifan Lokal Kekinian

Prof. Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd, guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan UM (Foto: Istimewa)

Malang (beritajatim.com) – Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukuhkan 5 guru besar (gubes) baru. Prosesi pengukuhan dilangsungkan pada 27 September 2023 di GKB A19 lantai 9 UM. Dengan dikukuhkannya 5 gubes baru, UM kini memiliki total 141 gubes aktif.

Salah satu gubes yang dikukuhkan, Prof. Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd, membahas tentang strategi dan model pembelajaran berbasis kearifan lokal kekinian. Prof Dedi teknologi pembelajaran mampu menyinergikan kekayaan kearifan lokal dengan hasil pemikiran tokoh pendidikan nasional Indonesia.

“Itu dapat kita lihat pada konsep belajar, model, strategi, metode, media pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi qbad 21. Salah satunya, sinergi metode TRINGO (Ngerti, Ngrasa, Nglakoni) dari Ki Hadjar Dewantara,” ujar gubes bidang ilmu model dan strategi pembelajaran ini.

TRINGO mampu meningkatan keterampilan guru dalam penggunaan teknologi. Hasil penelitiannya juga membuktikan, pendekatan pelatihan dan pendampingan kolaboratif berlandaskan TRINGO dapat mengkonstruksi pemahaman guru dalam menguasai literasi digital.

Menurutnya, tujuan pembelajaran tidak tentang pencapaian hasil belajar efektif dalam mencapai target kurikulum, tetapi juga mencapai tingkat efisiensi dan daya tarik pembelajaran.

BACA JUGA: Mahasiswa FT UB Buat Lampu Siap Siaga Saat Gempa, Beri Peringatan Dini Otomatis

“Oleh sebab itu, pembelajaran selalu mengupayakan penggunaan dan pemanfaatan media, teknologi, dan sumber daya belajar yang up to date secara serasi, selaras, harmonis, dan seimbang,” ungkap guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan UM ini.

Prof. Dedi dikukuhkan bersama 4 gubes lainnya, yaitu Prof Dr. H Sugeng Adi Utomo, M.S. selaku Guru Besar Departemen Ekonomi Pembangunan FEB UM dan Prof. Dr. Henny Indreswari, M.Pd, sebagai Guru Besar Bidang Konseling Humanistik.

Kemudian, ada Prof. Dra. Nunung Suryati, M.Ed., Ph.D dari Guru Besar Bidang Curriculum, Teacher Education and Professional Development in ELT dan Prof. Dr. M. Ramli, M.A. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Konseling Postmodern.

Sementara itu, Prof Sugeng membahas tentang program peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pendidikan.

Adapun Prof Henny menjelaskan soal nilai-nilai etika profesional sebagai hal sangat penting dalam profesi konselor.

BACA JUGA: TikTok Shop Lebih Praktis, Mengapa Harus Dilarang? Berikut Pendapat Pakar Digital Fintech UB

“Hasilnya diharapkan dapat mendukung praktik konseling yang lebih etis, mencerminkan nilai-nilai budaya, dan memajukan profesionalitas calon konselor di Indonesia,” ujar Prof Henny.

Prof Nunung menyampaikan tentang model pengembangan profesionalisme guru bahasa Inggris yang efektif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Prof Ramli menguraikan tentang pelayanan konseling sekolah dimaksudkan untuk memfasilitasi perkembangan konseli secara optimal dan mencapai tujuan yang diharapkan. (dan/nap)


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar