Surabaya (beritajatim.com) – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Halaqah Menuju Haul Akademik Kanjeng Sunan Ampel bertajuk ‘Merawat Warisan Akademik Intelektual Sunan Ampel’.
Ada maksud tersendiri dengan digelarnya kegiatan tersebut, salah satunya karena UINSA dinilai berhutang budi sudah menisbahkan nama Sunan Ampel sebagai nama kampus.
Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Pemikiran Islam UINSA Prof Ghazali Said mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, perjuangan para ulama di masa awal pendirian UINSA sangat luar biasa. Bahkan, dulu para rektor bekerja tanpa gaji.

Perihal ketokohan Sunan Ampel, Prof Ghazali menjelaskan bahwa Sunan Ampel adalah tokoh wali peletak dasar dakwah budaya. Kata dia, Sunan Ampel memiliki gagasan dialog budaya yang tidak ‘membid’ah-bid’ahkan’ budaya.
BACA JUGA:
UINSA Terima 449 Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBP, Ini 3 Daerah yang Dominan
“Jadi kalau di sini, mahasiswa Sunan Ampel kok seneng-seneng bid’ahkan budaya itu tidak mengikuti ajaran Sunan Ampel,” ujar Prof Ghazali ditulis Jumat (31/3/2023).
Kemudian, lanjutnya, Sunan Ampel dalam dakwahnya juga menghargai adanya toleransi beragama. Hal ini tidak lepas dari adanya kekerabatan Sunan Ampel dengan Kerajaan Majapahit yang notabene Kerajaan Hindu-Budha melalui Sang Bibi, Putri Campa, istri dari Prabu Brawijaya V.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSA Prof Abdul Muhid menjelaskan kegiatan Halaqah dalam rangka Haul Akademik Kanjeng Sunan Ampel ini diharapkan mampu menjadi sarana pemantik semangat untuk merawat warisan intelektual Sunan Ampel.
BACA JUGA:
Rektor UINSA Surabaya Ditunjuk Jadi Tim Pemantau PPHAM
“Supaya bisa menjadi landasan, hidup kita, menjadi napas, menjadi panutan dalam gerak membangun, mengembangkan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya,” tutur Prof Muhid. [ipl/suf]
Komentar