Surabaya (beritajatim.com) – Ada banyak cara yang dilakukan pihak dan otoritas pemangku kebijakan untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan bahaya penyebaran corona virus disease 2019 (covid-19).
Seperti yang dilakukan Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mencegah dan menekan tertular covid-19 dengan patuh protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Akhyar bercerita tentang beratnya awal mula mengajak masyarakat untuk patuh protokol kesehatan saat keluar rumah dengan menggunakan masker, namun kenyataanya di lapngan banyak yang abai.
“Pada awal terjadi pandemi atau bulan maret 2020, kami sering koordinasi dengan TNI dan Pemkot Surabaya untuk melakukan razia dan menyisir sejumlah kafe yang sering digunakan para remaja nongkrong yang tidak ada manfaatnya. Mereka banyak yang tidak pakai masker,” kata AKP M Akhyar saat acara talkshow berjudul Kepatuhan Masyarakat dalam menjalankan Protokol Kesehatan yang digelar beritajatim TV, Rabu (21/10/2020).
AKP Akhyar menambahkan para remaja yang nongkrong tersebut rata-rata ketika ditanya bahwa mereka tidak percaya dengan adanya Covid-19. “Seolah-olah covid-19 ini tidak ada. Padahal covid-19 ini berhaya sekali,” kata Akhyar.
Melihat banyaknya remaja yang tidak percaya itu akhirnya tim Humas Polrestabes mempunyai ide untuk membuat testimoni dari penggali kubur yang ada di pemakaman Sukolilo Surabaya.
“Kami kemudian meminta penggali kubur tersebut bercerita dan berbicara. Penggali kubur tersebut mengaku setiap hari ada 35 orang di Surabaya meninggal karena covid-19,” cerita Akhyar.
Dari testimoni tersebut kemudian Polrestabes Surabaya membuat video kemudian diviralkan netizen dan influencer ke sejumlah media sosial baik instagam, facebook dan youtub. Dari testimoni penggali kubur tersebut masyarakat dan remaja yang biasa nongkrong di cafe mulai berkurang dan menyadari tentang bahaya covid-19.
“Warga masyarakat terutama remaja akhirnya mengetahui bahaya dan mulai memperhatikan tentang pencegahan covid dengan selalu menggunakan masker saat di luar rumah,”kata Akhyar.
Hingga saat ini, selama delapan bulan penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, kesadaran warga masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan sudah semakin baik.
“Ya sekarang warga Surabaya sudah dewasa, mudah-mudahanan segera turun kasus covid-19 dan Surabaya menjadi zona hijau,”tandasnya.
Sementara Indriatno Heryawan Kasubag Liputan Pers dan Berita Pemkot Surabaya menyatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya hingga saat ini terus menggalakkan wajib protokol kesehatan yang ketat terutama 3 M.
“Saya sering ikut turun dengan menggunakan motor mendampingi ibu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke kampung-kampung untuk mengingatkan warga selalu 3 M. Bu Risma dengan megaphone pengeras suara mengingatkan untuk menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun,”tandas Indri.(ted)
Komentar