Pendidikan & Kesehatan

Perawat di Jatim Meninggal Dunia Karena Pelayanan Covid-19 Sebanyak 106 Jiwa

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di TPA Supit Urang Kota Malang.

Malang(beritajatim.com) – Pada momen hari Perawat Nasional sekaligus hari lahirnya PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) pada 17 Maret 2021 besok, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan kabar duka. Sebanyak 106 perawat di Jawa Timur dikabarkan meninggal dunia.

Mereka meninggal dunia karena pelayanan Covid-19. Para perawat yang meninggal dunia telah memberikan dedikasinya untuk pasien Covid-19, selama lebih satu tahun pandemi. Perawat yang wafat merupakan garda terdepan dalam pelayanan Covid-19.

“Kita semua berduka bahwa ada 106 perawat di Jawa Timur yang meninggal dunia karena pelayanan Covid-19. Pasti ini perjuangan dengan pengorbanan yang luar biasa, yang sudah didedikasikan oleh perawat di Indonesia terutama di Jawa Timur,” kata Khofifah, Selasa, (16/3/2021).

Khofifah mengatakan, Pemerintah Daerah harus berpihak kepada para perawat. Dia meminta bupati yang memiliki Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) harus memperhatikan para perawat yang bertugas di sana.

Khofifah mengungkapkan, sejak era Gubernur Soekarwo perawat yang bertugas di Ponkesdes diberi gaji. Tetapi nilainya masih di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota. Pemprov mendorong Bupati yang memiliki Ponkesdes di wilayahnya agar memberikan tambahan honor kepada para perawat apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Kita sekarang minta suport ke bupati yang ada Ponkesdes. Ini titik paling bawah dibanding Puskesmas. Ini Ponkesdes dulu sudah diinisiasi zaman Pak De Karwo dengan honor dibawah UMK. Oleh karena itu saya minta ke bupati yang ada Ponkesdes dan ada perawatannya disitu bisa memberikan tambahan honor kepada perawat agar proposional,” tandas Khofifah. (luc/ted)

Apa Reaksi Anda?

Komentar