Kediri (beritajatim.com) – Di masa pandemi Covid-19 membuat banyak orang membatasi kunjungan ke fasilitas kesehatan. Namun hal itu tampaknya tidak berlaku untuk aktivitas sunat, karena pemohonnya relatif normal.
Seperti halnya aktivitas sehari-hari lainnya, rupanya layanan sunat juga menerapkan protokol kesehatan. Tidak ada larangan untuk sunat di masa-masa seperti sekarang ini, tetapi memang ada beberapa penyesuaian yang dilakukan.
Ini terlihat di tempat praktek Indra Budi, seorang perawat (mantri) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Hampir setiap hari datang pemohon layanan sunat.
Menurut Indra, selama masa pandemi, sebelum dilaksanakan sirkumsisi, pasien wajib menjalani rangkaian pencegahan covid-19 seperti skrining kesehatan. Tim kesehatan yang melakukan khitan juga menggunakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari baju water proof, face shield dan handscoon.
Sunat biasanya berkaitan dengan hari baik, seperti di bulan dzulhijah ini. Karena bertepatan dengan masa belajar dari rumah (BDR) di masa pandemi, maka banyak anak yang minta untuk dikhitan.
Metode khitan ada berbagai macam. Dari mulai teknik konvensional hingga modern. Sementara orang tua diimbau untuk memfasilitasi kenyamanan anak sebagai salah satu perawatan pasca sirkumsisi dengan menyediakan pakaian yang nyaman untuk memercepat proses penyembuhan. [nm/kun]
Komentar