Pendidikan & Kesehatan

Mahasiswa Untag Rancang Museum Sejarah Mojopahit yang Kekinian

Surabaya (beritajatim.com) – Kajian Sejarah memang masih bukan menjadi fokus utama di Indonesia. Hasilnya sejarah hanya menjadi ruang pamer produk masa lalu, begitulah setidaknya yang terlihat di museum sejarah yang ada di Indonesia.

Terkesan kuno dan tidak menarik, Dimas Yusuful Fahmi mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tertantang untuk merancang museum yang lebih menarik, kekinian dan mencakup standar fungsional sesuai perkembangan zaman.

Dimas mengusulkan ‘Fasilitas Edukasi di Kabupaten Mojokerto’. Usul ini pula yang mengantarkannya mendapatkan predikat Skripsi Menarik dari Fakultas Teknik Untag Surabaya.

Dimas mengatakan, “Perkembangan budaya cukup signifikan dan akan terus berkembang. Di daerah Trowulan banyak peninggalan Majapahit dalam bentuk fisik kontemporer, baik candi maupun patung. Perlu adanya fasilitas edukasi untuk melestarikannya.” Fasilitas edukasi yang dimaksud berupa Museum Budaya Majapahit.

Pria kelahiran Mojokerto ini menuturkan, “Awal ketertarikan saya karena sejarah, kok bisa Gadjah Mada menyatukan Nusantara dan Kerajaan Majapahit bisa dikenal. Sebagai putra Mojokerto, saya merasa bertanggung jawab untuk melestarikan peninggalan Majapahit hingga muncullah judul saya ini,” ungkapnya, Rabu (19/2/2020).

Konsep Museum Budaya Majapahit yang diusulkan Dimas akan menerapkan nilai sejarah dan budaya yang diwujudkan dalam pertunjukan kontemporer dan visualisasi yang modern dan kekinian.

“Melihat perkembangan teknologi sekarang, visual 3 dimensi saya masukkan ke dalam rancangan museum budaya. Dengan visual 3 dimensi akan menarik masyarkat,” imbuhnya.

Dalam melakukan penelitiannya, Dimas mengaku mendapatkan bantuan dari keluarga yang bekerja di di Archeological Site di kawasan Trowulan, “Jadi saya mengumpulkan data dari sana. Banyak juga arkeolog yang datang ke sana untuk melakukan tes tanah atau tes peninggalan Majapahit,” terangnya.

Untuk merealisasikan Museum Budaya Majapahit, dibutuhkan setidaknya 10 tahun. Realisasi bisa diselesaikan 2030, butuh 10 tahun untuk tes tanah. Karena ada kawasan yang belum dites tanahnya, bisa jadi ada bekas penginggalan Majapahit. Jadi konstruksi bangunan harus hati-hati, khawatir bisa merusak struktur tanah.

Dimas berharap, usulnya ini dapat direalisasikan mengingat pemerintah setempat telah berencana membangun Majapahit Park yang terkendala tanah belum tersortir.

“Jika terealisasi maka pemerintah meningkatkan nilai dan pendapatan wisata budaya. Museum Budaya Majapahit ini selain untuk wisata edukasi bagi masyarakat, juga dapat menambah pengetahuan akademisi di bidang budaya dan sejarah,” pungkasnya. [adg/but]

Apa Reaksi Anda?

Komentar