Surabaya (beritajatim.com) – Tim Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menciptakan mesin pengering jamu. Inovasi ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas para pelaku UMKM.
Mesin tersebut merupakan karya Fikri Haikal Ramadhani, Syarif Hidayatullah dan Rifan Aryanto, dengan didampingi Dosen Pembimbingnya, Agung Prijo.
Agung mengatakan, dirancangnya inovasi ini yakni untuk mempercepat proses produksi jamu. Sebab, para pembuat jamu saat ini masih banyak yang mengandalkan panas matahari dalam proses pengeringan.
“Baru bisa kering jemurnya seharian kalau panasnya normal. Kalau cuacanya gak menentu, sering mendung bahkan hujan, proses pengeringannya bisa saja berhari-hari. Ini kan berdampak juga ke proses produksinya,” ujar Agung, Kamis (27/4/2023).
Cerita Mahasiswi Unesa, Tuntaskan Skripsi saat Ikuti Program Kuliah di Luar Negeri
Agung mengungkapkan, mesin ini memiliki sejumlah manfaat. Pertama, lebih efektif, karena hanya butuh waktu 4-6 jam saja. Kedua, proses pengeringan dirancang tertutup sehingga hasilnya lebih higienis. Ketiga, mesin juga bisa dipakai mengeringkan olahan lain. Keempat, kapasitas penampungan bahan mencapai 20 kg. Kelima, terdapat pengatur suhu yang bisa dikontrol.
Inovasi tersebut dilengkapi dengan beberapa komponen utama dan pendukung seperti lampu indikator, pengatur suhu, dan timer. Mesin ini memiliki 10 partisi yang diklaim dapat menampung kapasitas bahan yang banyak dalam sekali operasi.
“Penggunaan alat ini cukup mudah dengan cara memasukkan bahan ke dalam mesin, menekan tombol power, dan mengatur suhu dan waktu maksimum seperti memakai oven,” ujarnya.

Agung menyebut, mesin pengering ini dapat mengeringkan olahan jamu dengan suhu 40-70 derajat. Inovasi mereka ini sudah digunakan beberapa UMKM di Sidoarjo dan Madiun. Bahkan yang dipakai untuk mengeringkan keripik singkong.
“Setelah kita buat beberapa dulu, ternyata respon pasar luar biasa. Banyak UMKM yang pesan untuk jamu, keripik bahkan untuk olahan pertanian seperti padi atau gabah,” tambahnya.
Ke depan tim akan membuat mesin dengan dimensi horizontal. Perubahan bentuk horizontal dinilai dapat meningkatkan penyempurnaan pada sumber panas dan sistem kontrolnya. “Kalau menggunakan bentuk horizontal alur panasnya tidak hanya dari bawah ke atas tapi juga kiri ke kanan, sehingga pengeringan lebih cepat dan merata lagi,” terangnya. [ipl/but]
Komentar