Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswa Akademi dan Patiseri Kuliner Ottimmo International membuat meal plan sehat bersama masyarakat Wiyung, Surabaya. Dikemas dalam demo masak, kegiatan itu juga sebagai upaya untuk mencegah terjadinya stunting di Kota Pahlawan.
Heni Adhianata, Kaprodi Seni Kuliner Ottimmo International mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tugas akhir mata kuliah gizi kuliner yang diampunya. Di situ, dirinya ingin mahasiswa dapat menciptakan informasi menu yang memiliki nilai gizi dan bisa disebarluaskan kepada masyarakat.
Di sisi lain, Heni menyebut jika kegiatan demo memasak dan edukasi ini sebagai bentuk peran aktif Ottimmo dalam menekan angka stunting di Surabaya, khususnya di wilayah Wiyung. Meski ada penurunan angka per bulannya, namun masyarakat diharapkan memperoleh tambahan informasi dan wawasan soal penyusunan menu sehat bagi anak stunting.
Tercatat hingga Juni 2023, kasus stunting di Wiyung relatif dapat ditekan. Jika mulanya ada 69 anak stunting, kini hanya tersisa 14 anak saja. “Memang di kecamatan-kecamatan di Surabaya ada instruksi Pak Wali Kota untuk zero stunting. Jadi, tiap akhir bulan selalu di-update penurunan stunting itu sperti apa,” jelas Heni kepada beritajatim.com, Rabu (21/6/2023).
Mahasiswa sendiri dibagi dalam empat kelompok dan mereka diwajibkan membuat satu meal plan berbahan baku yang berbasis protein hewani dan nabati. Meal-plan yang dibuat itu, juga tidak hanya baik secara komposisi bahan saja, namun juga telah diperhitungkan nilai gizinya.
BACA JUGA:
Resep Dandan Mie Ala Ottimmo Surabaya, Enaknya Bikin Goyang Lidah
“Pemilihan bahan baku kita pilih yang mudah dijumpai, tersedia di pasar tradisional dan harganya terjangkau. Dari beberapa bahan menu itu juga kita evaluasi mana yang proteinnya tinggi, karena untuk anak-anak stunting yang perlu kita garisbawahi adalah asupan proteinnya yang cukup,” katanya.
Selain itu, lanjut Heni, mahasiswa juga memberikan opsi sayuran kaya mineral. Sebab, kendati anak sudah mendapatkan protein namun jika asupan minerlanya kurang, maka pertumbuhan tulang juga tidak akan maksimal. “Jadi, protein dan mineral tetap kita berikan secara maksimal,” lanjut Heni.
Sementara salah seorang mahasiswi, Siti Halimah mengungkapkan jika dalam demo masak kali ini, ia bersama timnya membuat sebuah menu ayam asam manis, lengkap dengan tempe yang diketahui juga kaya akan protein.
“Karena hari ini temanya nilai gizi, jadi kami sebisa mungkin buat menu yang kaya protein contohnya ayam, tempe. Bahan yang kita gunakan itu ada paprika, bawang bombay, bawang putih, ayam, tempe, saus dan penyedap rasa,” ujarnya.
BACA JUGA:
Beritajatim.com Beri Penghargaan Jatim PR Award dan Beritajatim Digital Award 2023
Kegiatan belajar di luar kampus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran positif bagi mahasiswa untuk lebih berani tampil di depan umum untuk mempresentasikan hasil riset mereka serta mendemokan proses pengolahan menu yang telah dibuat.
Selain itu, harapan bagi masyarakat adalah mereka dapat memperoleh tambahan informasi dan wawasan tentang penyusunan menu sehat bagi anak stunting, serta mendapatkan gambaran pengolahan dan penyajian menu makanan lewat demo memasak yang diberikan. [ipl/but]
Komentar