Surabaya (beritajatim.com) – Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto menyebut jika
sebelumnya, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menjadi salah satu dari 5 daerah rendah capaian vaksinasi.
“Masih di bawah 20 persen. Oleh karena itu, Pemprov Jatim dan Kodam Brawijaya berusaha meningkatkan pencapaian harian vaksinasi,” ujar Suharyanto dalam kunjungannya di Situbondo pada Minggu, 26 September 2021.
Alhasil, capaian vaksinasi yang digencarkan oleh pihak Kodam itu, telah membuahkan hasil. Itu terbukti dalam kurun waktu satu pekan.
“Sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama, bisa mengejar ketertinggalan dengan daerah lain. Alhamdulillah, selama seminggu ini sudah terlihat hasilnya,” jelasnya.
Suharyanto menjelaskan jika dirinya telah berdiskusi membahas capaian vaksinasi tersebut, terutama dengan pihak Bupati setempat. “Komitmen untuk meningkatkan capaian vaksinasi ini. Tidak diragukan lagi,” bebernya.
Tak hanya itu saja, pihak Kodam pun merencanakan untuk melakukan pendistribusian vaksin di daerah itu. Penambahan itu, kata Pangdam, dilakukan mengingat minimnya dosis vaksin yang dimiliki oleh Dinkes.
“Kodam Brawijaya pun menambah tenaga vaksinator dan pasukan untuk mencari masyarakat yang akan di vaksin,” pungkasnya.
LPEI Vaksinasi di Kulon Progo
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan organisasi sosial Loro-Blonyo dan SONJO menyelenggarakan kegiatan vaksinasi di Masjid Girigondo, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, 26 September 2021. Vaksinasi diberikan kepada lebih dari 1.500 warga di wilayah tersebut, baik vaksinasi dosis pertama maupun kedua.
Vaksinasi diselenggarakan 26 September 2021 di Kompleks Makam Raja-raja Pakualam, Girigondo, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini dihadiri istri Wakil Gubernur DIY, istri Bupati Kulon Progo, Wakil Bupati Kulon Progo, pejabat Pemkab, dan Muspika setempat.

Istri Wagub DIY yang juga Wakil Ketua Penggerak PKK Provinsi DIY GKBRAA Pakualam mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada LPEI yang telah membantu kegiatan vaksinasi, khususnya wilayah pedesaan yang selama ini mengalami kesulitan mendapatkan akses vaksin.
“Kami sangat berterima kasih kepada LPEI. Ini sangat membantu masyarakat pedesaan di kawasan Girigondo, Temon, dan sekitarnya, guna mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan. Mudah-mudahan ini mempercepat target vaksinasi di Kulon Progo dan DIY pada umumnya,” ujar GKBRAA Pakualam.
Sementara itu Senior Executive Vice President Penjaminan LPEI Salomi Adriana mengatakan, pihaknya memfokuskan program vaksinasi di kawasan pedesaan mengingat warga di lingkungan perkotaan lebih mudah mendapatkan akses vaksin, sedangkan di pedesaan relatif belum terjangkau.
“Kami mendapatkan masukan dari mitra kami yaitu Loro-Blonyo dan Sonjo, bahwa warga di pedesaan cenderung lebih sulit untuk mendapatkan vaksin. Oleh karena itu, program ini diarahkan untuk menjangkau warga dengan karakteristik seperti itu,” kata Salomi.
Pengurus Loro-Blonyo Yogyakarta –sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada pemberian vaksinasi COVID-19 di Yogyakarta dan sekitarnya— Sugiharto, menegaskan, organisasinya sangat terbantu dengan program dari LPEI ini, karena selama ini banyak pihak yang mau cari mudahnya saja.
“Kalau di lingkungan perkotaan, sudah banyak yang memberikan dukungan. Kalau di pedesaan, lebih sedikit, karena memang lebih repot. Alhamdulillah LPEI bersedia bersusah-susah sehingga warga di pedesaan seperti Kulon Progo ini dapat dijangkau vaksin.
GKBRAA Pakualam, Salomi, dan Sugiharto juga menyatakan, program ini diharapkan dapat melindungi warga dari penularan virus dan membuat mereka menjadi lebih produktif.
Program vaksinasi yang diselenggarakan oleh LPEI merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility LPEI yang menyasar di dua provinsi, yaitu Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Program vaksinasi di Sumatera Utara sudah dilaksanakan pada pekan ketiga September lalu di kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara.(ted)
Komentar