Surabaya (beritajatim.com) – Uji coba statis roket buatan Indonesia bernama R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC dilakukan di Garut, Jawa Barat. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengambil peran dalam pengembangan inovasi anak bangsa tersebut.
Pengujian roket pertahanan dan eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas pada sejumlah bagian roket yang sudah dikembangkan sebelumnya.
Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Dr Widyastuti mengatakan, pengujian statis R-Han 450 yang dilakukan pada Oktober 2022 lalu itu berfokus pada bagian tabung dan nosel roket.
Pada pengujian ini roket dikunci statis, sedangkan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar dan diberlakukan kondisi operasi. “Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati,” ujar Widya, Senin (2/1/2023).
Widya menerangkan, pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450 terbaru itu. Di hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran RX200-TC.
Namun, dikarenakan adanya kendala pada detektor yang digunakan, uji terbang dari roket eksperimental tersebut harus ditunda dan dilaksanakan tes peluncuran kembali di Pantai Karang Papak, Garut pada 21 Desember 2022 lalu.
Widya mengatakan, bahwa ada dua tim ITS yang terlibat dalam pengembangan program ini. Tim pertama ialah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang diketuai oleh dirinya sendiri. Tim tersebut berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 dengan berbahan Thermal Barrier Coating (TBC) yang tidak mengganggu telemetri. Pengembangan itu didanai oleh BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Tim kedua dari ITS terdiri dari Prof Hamzah Fansuri dan Alief Wikarta ST MSc Eng PhD. Tim tersebut bertanggung jawab pada program Riset Produktif Invitasi LPDP mengenai penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70. Fokus utama dari tim ini ialah pengembangan propelan atau bahan pendorong dari roket FFAR-70 yang nantinya akan dilakukan pengujian pada tahun ketiga penelitian.
Oleh karena itu, tim tersebut ikut serta dalam melihat uji statis R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC. Hal itu bertujuan untuk bisa mengobservasi proses uji statis dan uji terbang guna persiapan EDB FFAR-70. “Jadi salah satu tujuannya ini untuk memberikan gambaran kepada peneliti saat pengujian statik dan dinamik yang nantinya diterapkan pada FFAR-70,” ungkap Widya. [ipl/suf]
Komentar