Malang (beritajatim.com) – Melalui Join International Community Service (JICS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) memberi wawasan ekonomi pada pondok Pesantren Nikmatul Iman, Sumbersekar, Kabupaten Malang. JICS adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh FEB Unisma bersama dengan Tashkent State University Oriental Study Uzbekistan.
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa internasional dari lima negara, yaitu Uzbekistan, Sudan, Libya, Brunei Darussalam dan Indonesia. JICS ini bukan kali pertama diadakan FEB Unisma, sebelumnya JICS digelar dengan membidik Usaha Kecil Menengah yang sukses di Malang Raya.
Dekan Unisma, Nur Diana S.E., M.Si., menjelaskan bahwa JICS kali ini sengaja diarahkan ke pondok pesantren di Kabupaten Malang tepatnya ke Pondok Pesantren Nikmatul Iman yang diasuh oleh K.H Mukhayat. Hal itu karena bertepatan dengan bulan Ramadhan 1444 Hijriah.
“Kali ini diarahkan ke pondok pesantren, kami berharap nantinya para santri tersebut setelah berada kembali di lingkungan masyarakatnya dapat menjadi panutan baik dalam bidang ekonomi,” kata Dekan FEB Unisma, Kamis (13/4/2023).
Agenda tersebut dilakukan dengan materi tentang Pemberdayaan Ekonomi untuk santri. Hal itu, kata Diana, untuk meningkatkan kompetensi ekonomi para santri. Nantinya diharapkan para santri menjadi kader-kader pemberdaya ekonomi.

Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Poverty Alleviation And Economics Empowerment,’. Selain materi dari dosen, para santri juga mendapat pengetahuan dari mahasiswa internasional student yang berasal. Mahasiswa dari Uzbekistan, Sudan, Libya, timor Leste dan Brunei Darussalam menceritakan tentang budaya dari tiap negaranya kepada para santri Nikmatul Iman.
Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari K.H Mukhayat. Pengasuh pondok Nikmatul Iman itu sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa Internasional. Menurut K.H Mukhayat program JICS sangat bermanfaat untuk memberi wawasan internasional pada para santrinya.
“Kami berharap para santri ke depan bisa berwawasan Global. Semoga Program JICM ini kedepannya diadakan workshop Bahasa Uzbekistan supaya para santri tidak hanya kenal Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris saja,” ujarnya.
Acara kemudian diakhiri dengan pemberian santunan kepada yatim piatu dan dhuafa oleh mahasiswa internasional. Pada momen tersebut, mahasiswa internasional memberi paket sembako dan tali asih untuk meningkatkan rasa cinta pada sesama. [dan/but]
Komentar