Jember (beritajatim.com) – Komisi D DPRD Jember, Jawa Timur, mendukung keinginan Bupati Hendy Siswanto untuk segera melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Namun Ketua Komisi D Hafidi mengingatkan agar protokol kesehatan dilaksanakan dengan ketat. “Protokol kesehatan dilaksanakan hingga dilakukan swab terhadap siswa dan pengajar. Selanjutnya vaksinasi terhadap guru dituntaskan dulu, baru tatap muka,” katanya, Selasa (2/3/2021).
Hafidi meminta Pemkab Jember segera menjadwalkan vaksinasi untuk guru. “Perintahkan segera Dinas Kesehatan untuk mengatur vaksi guru. Idealnya awal-awal bulan ini,” katanya.
Sementara itu, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah kejuruan yang bernaung di bawah Yayasan Islam Bustanul Ulum sudah menggelar tatap muka kemarin Senin. Total jumlah siswa SMK keseluruhan di sana mencapai 2.099 orang siswa yang terbagi menjadi 67 rombel kelas.
“Normalnya dalam satu kelas terisi 32 peserta didik, maksimal 36 peserta didik. Tapi tatap muka pada masa pandemi diikuti maksimal 18 siswa setiap kelas,” kata Wakil Kepala SMK IBU Bidang Kurikulum Muhammad Muslim.
Kegiatan belajar mengajar diawali dengan mengaji dan berdoa bersama pada pukul 07.00-07.30 WIB. Para siswa kemudian mengikuti pelajaran di kelas pada pukul 07.30 hingga 10.30. “Untuk pelajaran teori tidak ada shif, karena kami langsung bagi per kelas secara bersamaan. Namun untuk kegiatan bengkel atau praktik baru terbagi shif-nya sesuai jadwal dan ini hanya ada dua shift. Satu shiftnya maksimal tiga jam,” kata Muslim.
Setelah pembelajaran tatap muka digelar, pembelajaran daring ditiadakan. “Ini agar anak-anak tidak terbebani,” kata Muslim.
Yayasan IBU menyediakan kendaraan untuk transportasi siswa ke sekolah. “Karena siswa kami rata rata kurang mampu, penyedian transportasi ditambah lagi. Alhamdulillah sudah teratasi,” kata Muslim.
Sementara untuk SMP IBU, ada 14 ruang belajar kelas IX dan tiga ruang kelas santri dan santriwati yang digunakan. “Pembelajaran tatap muka diikuti seluruh siswa kelas IX. Sebelum Covid, biasanya satu kelas berisi 28-32 siswa, saat ini diisi separuh saja yakni antara 14-16 siswa,” kata Kepala SMP IBU Imron Mahbubi.
Kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung maksimal tiga jam, yakni pukul 07.30 sampai 10.30. “Kami tidak menggunakan sistem shift. Semua masuk bersamaan,” kata Imron. Sementara itu untuk siswa kelas VII dan VIII belum ada tatap muka, dan masih menggunakan pembelajaran daring. [wir/ted]
Komentar